Setiap wanita mempunyai dua ovarium atau indung telur, yakni di bagian kiri dan kanan. Organ ini merupakan bagian dari sistem reproduksi wanita. Ovarium bisa terkena penyakit kista yang disebabkan oleh berbagai faktor. Pada dasarnya, kista pada ovarium tidak berbahaya. Namun, kista yang tumbuh besar dan pecah bisa berkembang menjadi kanker.
Apa saja gejala dan penyebab kista ovarium? Lalu, bagaimana cara mendiagnosisnya? Pahami dari informasi berikut ini.
Apa Saja Gejala Kista Indung Telur?
Kista indung telur sering kali tak menunjukkan tanda-tanda atau gejala spesifik. Namun, seiring berjalannya waktu, kista akan tumbuh dan berpotensi menimbulkan gejala yang terasa oleh si penderita. Beberapa tanda yang bisa terjadi, yaitu gejala pada bagian perut. Perut sering terasa kembung, penuh, berat, bengkak, ataupun nyeri.
Selain itu, akan terjadi pertambahan berat badan tanpa alasan jelas, serta timbul rasa nyeri pada pinggul, paha, dan punggung. Berikutnya, seseorang akan mengalami masalah buang air kecil dan besar atau terlalu sering buang air kecil. Nyeri juga bisa terjadi pada saat menstruasi maupun ketika berhubungan seksual. Area dada kemungkinan terasa teregang dan tidak nyaman.
Dalam kasus yang parah, timbul gejala-gejala seperti rasa sakit pada panggul atau pinggang. Tak hanya itu, napas akan terasa lebih cepat, bahkan bisa pusing hingga pingsan. Kista yang pecah juga memicu rasa mual dan muntah karena ovarium terpilin. Jika khawatir, periksakan diri ke dokter ahli dan tepercaya.
Baca juga:
Penyebab dan Cara Mendeteksi Kista
Kenali Kanker Serviks yang Menyerang Wanita
Penyebab Penyakit Kista pada Ovarium
Penyebab utama kista indung telur adalah masalah hormonal, terutama wanita yang masih mengalami siklus haid. Wanita yang mengalami endometriosis juga dapat mengidap penyakit ini. Pada masa kehamilan awal, sepasang kista bisa muncul secara alami untuk mendukung janin sampai cairan amnion terbentuk. Namun, kista tersebut dapat bertahan sampai akhir masa kehamilan.
Penyebab lainnya adalah infeksi panggul yang menyebar ke indung telur dan oviduk. Faktor penggunaan obat-obatan juga memengaruhi munculnya kista. Wanita yang menjalani pengobatan kesuburan dan pengobatan kanker payudara bisa merangsang pertumbuhan penyakit ini.
Aktivitas merokok juga menyebabkan tumbuhnya kista sekaligus meningkatkan atau menurunkan indeks massa tubuh secara signifikan. Lalu, siklus menstruasi tak beraturan bisa memicu timbulnya kista pada ovarium. Ada pula faktor keturunan, mutasi genetik, kenaikan berat badan berlebihan atau obesitas, dan pertambahan usia.
Cara Mendiagnosis Kista Ovarium
Memang terdapat gejala-gejala tertentu yang menandakan keberadaan kista pada ovarium. Namun, tetap konsultasi dan lakukan pemeriksaan pada dokter ahli. Deteksi kista indung telur bisa dijalankan dengan beberapa tes. Mulai dari tes kehamilan, laparoskopi, USG panggul, dan tes darah CA 125.
Apabila tes kehamilan menunjukkan hasil positif, akan ada potensi kista berjenis corpus luteum. Selanjutnya, ada tes laparoskopi yang dilakukan dokter untuk melihat keadaan indung telur. Setelah membuat sayatan di perut, alat bernama laparoskop akan dimasukkan ke dalam perut.
Adapun USG panggul, yaitu pemeriksaan dengan alat transduser yang memancarkan gelombang suara berfrekuensi tinggi. Alat tersebut akan menghasilkan gambar bagian rahim. Dokter akan mendeteksi keberadaan kista, tekstur, serta lokasinya. Selain itu, ada juga tes darah yang dilakukan pada wanita memiliki ovarium bermasalah. Pada metode ini, dokter akan menganalisis keberadaan protein antigen CA 125 dalam darah.
Setelah membaca tentang gejala, penyebab, dan diagnosis kista ovarium, tentunya kamu bisa waspada sejak dini. Pengobatan kista pada ovarium bergantung pada jenis, kondisi kesehatan, usia, dan gejala yang dirasakan. Jika khawatir, kunjungi dokter dan periksakan keadaanmu.
Mari untuk membantu mereka yang berjuang dengan penyakit kista ovarium. Salurkan bantuan kamu melalui Kitabisa.