Yudith Arendha Arselan bukanlah wanita biasa. Ia mendedikasikan hidupnya untuk menolong anak-anak kurang mampu di daerah Cilincing, Jakarta. Melalui HOME (House of Mercy), wanita yang akrab disapa Bunda Yudith ini memberikan pendidikan serta bantuan kesehatan untuk masyarakat prasejahtera di daerah kumuh. Meski sempat ditentang keluarga, Bunda Yudith percaya bahwa keputusannya untuk membantu sesama akan membawa kebahagiaan bagi semuanya.
Bunda Yudith Merasa Terpanggil untuk Bantu Warga Prasejahtera
Suatu hari, Bunda Yudith mendengarkan cerita seorang pendeta tentang kehidupan anak-anak di kawasan Cilincing. Itulah pertama kalinya Bunda Yudith mendengar dan mengetahui nama daerah tersebut. Dari cerita yang ia dengar, Bunda Yudith merasa tersentuh dan tergerak untuk membantu anak-anak dan warga Cilincing. Ia merasa anak-anak tidak seharusnya mendapatkan kekerasan dan mereka berhak mendapatkan kehidupan yang lebih layak.
Setelah mendapatkan lokasinya, Bunda Yudith segera menuju daerah Cilincing. Di hari pertama, ia datang dan bermain dengan anak-anak di sana, serta bertemu dengan komunitas yang ada. Hari kedua, Bunda Yudith kembali datang ke Cilincing dan mengajak anak-anak untuk pergi dan jalan-jalan bersama. Pada hari berikutnya, Bunda Yudith datang dengan niat yang lebih besar yaitu untuk tinggal dan hidup bersama anak-anak dan warga Cilincing.
Tinggalkan Karir untuk Bantu Anak-anak yang Tidak Sekolah
https://www.instagram.com/p/B6IbFJWhdgE/?utm_source=ig_web_copy_link
Bunda Yudith sebelumnya memiliki karir yang gemilang. Ia sempat bekerja di sebuah perusahaan promotor musik dengan pendapatan yang cukup tinggi. Namun, semua itu ia tinggalkan demi membantu anak-anak dan keluarga kurang mampu. Ia rela meninggalkan karir dan kehidupannya untuk mengabdikan diri di kawasan kumuh.
Panggilan Tuhan dan mau taat untuk ikut panggilan-Nya. Kalau bukan karena Tuhan, tidak akan mungkin saya bisa bertahan.” – Bunda Yudith
Keputusannya untuk meninggalkan kemapanan karirnya tentu menemukan rintangan, terutama dari keluarganya. Keluarga mengkhawatirkan masa depan Bunda Yudith ketika dirinya memilih hidup untuk mengurusi anak-anak orang lain. Seiring berjalannya waktu, keluarga bisa menerima keputusan Bunda Yudith dan mendukungnya. Setelah 3 tahun jatuh bangun mendirikan HOME, Bunda Yudith menemukan masa depannya bersama anak-anak asuhnya. Bagi Bunda Yudith, anak-anak asuhnya adalah masa depan yang harus diperjuangkan.
HOME (House of Mercy), Rumah Bagi Ratusan Anak Kurang Mampu
Berdiri sejak 2009, House of Mercy (HOME) menjadi rumah bagi ratusan anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu. HOME adalah sebuah komunitas yang berfokus pada pendidikan, serta bantuan kesehatan, ekonomi, lingkungan, dan kegiatan sosial kepada masyarakat, khususnya anak-anak prasejahtera di daerah kumuh. Komunitas ini berdiri untuk menjangkau, melayani, mendidik, membidik, memanusiakan, dan mendelegasikan generasi muda yang hidup di dalam garis kemiskinan.
Awalnya Bunda Yudith hanya memfokuskan HOME pada pendidikan akademik anak-anak di Cilincing. Namun, setelah mengenal anak asuhnya lebih dalam, Bunda Yudith sadar bahwa ada hal lain yang harus ia lakukan. Anak-tidak tidak hanya membutuhkan pendidikan akademik, tetapi juga pendidikan karakter. Bunda Yudith menyaksikan sendiri anak-anak asuhnya menjadi korban kekerasan dan bullying, hingga menggunakan obat-obatan terlarang. Melihat kondisi itu, Bunda Yudith bersama HOME berusaha untuk merubah perilaku mereka melalui kasih sayang yang tulus.
Salah Satu Anak Asuh HOME Berhasil Jadi Tentara
Iqbal adalah salah satu anak asuh Bunda Yudith di HOME. Saat kecil, ia ditinggal oleh ayahnya, sementara ibu, adik, dan dirinya berjuang untuk bertahan hidup di Jakarta. Di umur 15 tahun, Iqbal sudah terbiasa memakai obat-obatan terlarang. Saat itulah Iqbal bergabung dengan HOME dan bertemu Bunda Yudith.
Bunda Yudith dan kakak-kakak di HOME menyelamatkan saya dari narkoba. Kalau enggak ketemu Bunda Yudith, mungkin saya masih jadi pemakai dan hidup di jalanan.” – Iqbal
Pada tahun 2018, Iqbal berhasil lulus dari SMA dan lolos seleksi TNI AL. Selama 9 tahun Bunda Yudith bersama kakak-kakak di HOME telah berjuang untuk mengubah hidup Iqbal menjadi lebih baik. Kasih sayang tulus yang diberikan Bunda Yudith dan pembina lainnya di HOME membawa dampak yang positif untuk pribadi Iqbal.
Iqbal adalah satu dari 630 anak asuh di HOME Cilincing. Dari ruangan kecil dan panas HOME, lahir seorang tentara, bidan, administrasi, maupun sekretaris profesional, serta anak berprestasi yang mendapatkan beasiswa penuh.
Perjuangan Bunda Yudith dan pembina lainnya di HOME membuahkan hasil yang luar biasa bagi pendidikan dan pengembangan diri anak-anak kurang mampu di Cilincing.
Seperti Bunda Yudith yang membantu anak-anak dan warga Cilincing, kamu juga bisa berbagi kasih untuk mereka dengan cara berdonasi di Kitabisa. Caranya, klik gambar di bawah ini.