Penyakit Tetanus: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

January 20, 2020
Oleh : Kitabisa

Hati-hati kalau kamu punya luka di tubuh, terutama luka akibat benda berkarat. Jika dibiarkan berlama-lama tanpa perawatan yang serius, luka tersebut bisa berkembang menjadi infeksi serius, contohnya penyakit tetanus.

 

Apa Itu Tetanus?

penyakit tetanus

Tetanus adalah penyakit yang ditandai oleh kerusakan sistem saraf akibat infeksi luka yang ditimbulkan oleh bakteri Clostridium tetani. Jika tak ditangani dengan segera, bakteri tersebut akan menyebar lewat pembuluh darah sampai ke paru-paru, ginjal, otot, dan otak sebelum akhirnya menyebabkan kematian.

Gejala umum tetanus baru dirasakan sekitar 3-21 hari setelah terinfeksi. Meski termasuk golongan penyakit mematikan, tetanus tidaklah menular. Penderita biasanya akan mengalami keluhan seperti:

  • Demam
  • Pusing
  • Keringat berlebihan
  • Jantung berdebar

Pada kondisi yang lebih parah, gejala yang dirasakan juga akan meningkat, misalnya:

  • Trismus alias tegang dan kaku pada otot rahang
  • Kaku pada otot leher dan otot perut
  • Kesulitan menelan (disfagia)
  • Kesulitan bernapas

Secara umum, neurotoksin di dalam tubuh penderita tetanus akan menyebabkan kinerja saraf menjadi kacau sehingga memicu terjadinya kejang dan kaku otot. Itulah mengapa pasien tetanus akan mengalami lockjaw atau rahang terkunci (rahang mengatup dan tidak bisa dibuka).

Kejang pada penderita tetanus juga dapat dipicu oleh hal-hal kecil seperti sentuhan, suara, maupun cahaya (meski eksposurnya sangat sedikit). Kondisi ini bisa berlangsung dalam hitungan detik atau menit. Seiring perkembangan penyakit, intensitas kejang kian meningkat. Itulah mengapa pasien tetanus selalu diisolasi di ruangan khusus yang tenang dan minim cahaya. 

 

Penyebab Tetanus

Bakteri C. tetani bisa masuk ke tubuh manusia melalui beberapa cara, misalnya:

    • Tertusuk paku/benda berkarat
    • Luka bakar
    • Kecelakaan lalu lintas
    • Ggigitan hewan
    • Prosedur operasi yang tidak tepat
    • Infeksi kronis
    • Penggunaan alat medis yang tidak steril
    • Crush injury
    • Infeksi gigi
    • Luka terbuka yang terkontaminasi debu, feses, atau saliva (air liur)

Perlu diingat bahwa bakteri tetanus bisa berkembang biak di tanah, debu, dan kotoran hewan. Bayi baru lahir juga tidak luput dari bahaya tetanus jika si ibu melahirkan dengan bantuan dukun beranak, atau jika ibu tidak mendapat imunisasi tetanus lengkap.

 

Faktor Risiko Penyakit Tetanus

obat tetanus

Tetanus adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja, tidak peduli berapa usia dan dari ras mana seseorang berasal. Meski begitu, seseorang makin berisiko lebih besar mengidap tetanus jika:

  • Tinggal di negara beriklim hangat atau kumuh
  • Tidak mendapat vaksin tetanus lengkap
  • Sistem imun tubuh sedang lemah
  • Ada luka terbuka yang tidak dibersihkan/dirawat dengan baik
  • Proses persalinan yang kurang higienis (misalnya lewat dukun beranak)
  • Ada luka kronis
  • Menato atau menindik tubuh
  • Prosedur penanganan mulut dan gigi yang tidak tepat
Baca juga:
Ketahui Virus Meningitis yang Menyerang Tubuh
Begini Penyebaran Virus Rubella pada Anak

 

Pengobatan Tetanus

Sebelum mendiagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan berupa pengambilan sampel luka dan tes darah. Dari situlah bisa ditentukan jenis pengobatan yang sesuai, seperti:

  • Perawatan luka, caranya dengan membersihkan luka dan mengangkat jaringan yang sudah mati
  • Suntik antitetanus untuk menetralkan racun
  • Antibiotik untuk membunuh bakteri tetanus
  • Obat penenang untuk melemaskan otot yang kaku
  • Magnesium sulfat dan beta blocker, untuk mengatur irama jantung dan pernapasan
  • Vaksin tetanus

Penyakit tetanus bisa dicegah sedini mungkin dengan menerapkan pola hidup bersih, serta menghindari penggunaan alat-alat kesehatan yang tidak steril.


Punya keluarga atau sahabat yang sedang berjuang melawan penyakitnya dan memerlukan bantuan biaya pengobatan? Kamu bisa bantu mereka dengan galang dana di Kitabisa.

galang dana di Kitabisa

Bagikan