Waspada! Begini Penyebaran Virus Rubella pada Anak

Sejak tahun 2017, pemerintah Indonesia menggencarkan kampanye vaksin rubella guna mencegah penyebaran penyakit ini pada anak. Pasalnya, anak yang terinfeksi virus rubella tidak menunjukkan gejala awal. Namun, tanda klinis berupa ruam halus di wajah, bisa terlihat sekitar 2—3 minggu setelah terpapar virus. 

 

Bagaimana Virus Rubella Menginfeksi?

penyebaran virus rubella

Virus rubella merupakan keluarga Togaviridae dan genus Rubivirus. Habitat alami virus ini adalah daerah tropis, subtropis, dan kawasan dengan musim semi. Masa inkubasinya sekitar 14—20 hari. Selama masa inkubasi, serangan virus ditandai dengan ruam yang menyebar ke seluruh tubuh dalam sehari dan demam selama 3 hari.

Infeksi virus rubella dapat ditularkan melalui percikan lendir dari saluran pernapasan. Misalnya, ketika anak dengan infeksi rubella bersin atau batuk di hadapan anak yang sehat. Meski begitu, virus bisa melemah manakala daya tahan tubuh si kecil lebih kuat. 

Sebaliknya, virus cepat menyebar pada tubuh yang tidak memiliki imun. Penyebaran bisa melalui aliran darah atau kelenjar getah bening di sendi, mata, timus, dan bagian leher. Selanjutnya, virus berkembang biak di dalam sel yang melapisi bagian belakang hidung dan tenggorokan.

 

Dampak Rubella pada Tubuh 

dampak rubella

Anak yang terinfeksi rubella biasanya bisa cepat sembuh. Jarang ada kasus rubella menyebabkan komplikasi maupun kematian pada anak-anak. Namun, rubella harus diwaspadai ketika menyerang ibu hamil. Pasalnya, penyakit ini dapat mengakibatkan keguguran, anak cacat seumur hidup, atau lahir dalam kondisi mati.

Selain itu, dampak rubella pada anak perempuan bisa menimbulkan efek nyeri sendi. Bahkan, pada beberapa kasus, rubella menyebabkan sesak napas, nyeri di tenggorokan, sakit kepala, dan flu berat.

Baca juga:
Tanda-tanda Anak Terserang Rubella
Jenis-jenis Gangguan Fungsi Hati Anak

 

Cara Mencegah dan Mengatasi Infeksi Rubella pada Anak

vaksin rubella

Pencegahan rubella dilakukan dengan memberikan imunisasi MMR atau MR pada anak usia 15 bulan dan 5 tahun. Selain itu, vaksin juga bisa diberikan untuk orang dewasa yang belum pernah terserang rubella. Sebuah riset berhasil membuktikan, penerima vaksin tersebut lebih kebal 90 persen terhadap infeksi rubella. 

Meski vaksin rubella menjadi keharusan di masa sekarang, beberapa orang tua tidak—merasa—perlu melakukannya. Hal itu karena setiap anak diyakini memiliki kekebalan tubuh otomatis yang bisa melawan rubella. Ketika rubella menyerang, sel imun anak membuat pertahanan. Saat itu, anak terserang demam. Namun, kamu tidak perlu khawatir; cukup berikan obat penurun panas dan pereda rasa gatal dari apotek.

Selain obat, adakah perawatan lain untuk anak yang terserang rubella?

Dilansir dari situs Betterhealth, anak yang mengidap rubella hanya membutuhkan perawatan yang bersifat meringankan gejala dan risiko komplikasi. Misalnya, dengan memperbanyak istirahat, minum air putih, serta mengonsumsi sayur dan buah. 

Selain itu, cobalah untuk meminta anak tidak berinteraksi dengan teman-temannya minimal selama empat hari. Orang tua perlu menemani supaya anak mau menjalani masa pengobatan secara serius.

Lalu, bagaimana pencegahan rubella pada wanita hamil?

Wanita hamil tidak boleh melakukan imunisasi. Karena itu, wanita yang sedang merencanakan kehamilan sebaiknya mengecek kondisi kekebalan tubuh dengan tes darah. Jika tes darah memperlihatkan kekebalan tubuh lemah, ia wajib diberikan vaksin MMR. Sebaliknya, wanita dengan imun tubuh kuat, tidak perlu melakukan imunisasi rubella.


Penyebaran virus rubella di Indonesia tidak bisa diremehkan; tercatat lebih dari 5.737 orang terdeteksi positif mengidap campak jerman ini. Yuk, bantu mereka yang sedang berjuang mengatasi rubella atau penyakit lainnya dengan donasi di Kitabisa. Caranya, klik gambar di bawah ini.

bantu biaya rumah sakit