Usai menjalani ibadah puasa Ramadhan sebulan penuh, umat muslim sedunia bersuka cita memasuki datangnya bulan Syawal yang ditandai dengan hari raya Idulfitri. Meski bulan suci sudah berakhir, bukan berarti pintu-pintu kebaikan ikut tertutup.
“Maukah aku tunjukkan padamu pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai, …” (HR. Tirmidzi)
Hikmah Puasa Syawal
Allah SWT masih memberi rahmat kepada setiap hamba yang ingin tetap mendekatkan diri kepada-Nya, salah satunya lewat puasa Syawal. Puasa sunah ini sangat dianjurkan oleh Rasulullah karena mempunyai banyak keutamaan sebagaimana firman Allah yang diterangkan dalam hadis Qudsi:
“Setiap amal manusia adalah untuk dirinya kecuali puasa, ia (puasa) adalah untuk-Ku dan Aku memberi ganjaran dengan (amalan puasa itu).” Kemudian, Rasulullah melanjutkan, “Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dibandingkan wangi minyak kasturi.”
Puasa Syawal juga bisa menjadi penanda diterimanya puasa Ramadhan seorang muslim. Hal ini berhubungan dengan balasan Allah SWT terhadap suatu kebaikan, maka kamu akan dituntun kepada kebaikan lainnya. Dalam hal ini, puasa Syawal sebagai balasan akan sempurnanya puasa Ramadhanmu.
“Balasan dari amalan kebaikan adalah amalan kebaikan selanjutnya. Barang siapa melaksanakan kebaikan lalu dia melanjutkan dengan kebaikan lainnya, maka itu adalah tanda diterimanya amalan yang pertama. Begitu pula baran gsiapa yang melaksanakan kebaikan lalu malah dilanjutkan dengan amalan kejelekan, maka ini adalah tanda tertolaknya atau tidak diterimanya amalan kebaikan yang telah dilakukan.” (Latho-if Al Ma’arif, hal. 394)
Waktu Berpuasa Syawal
Puasa Syawal merupakan ibadah sunah yang sangat dianjurkan. Rasul pernah bersabda bahwa siapa yang mengerjakan amalan ini selama enam hari pada bulan Syawal, maka ia akan mendapat pahala layaknya berpuasa setahun penuh.
“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim)
Berdasarkan kalender Ramadhan 2020 di mana 1 Syawal (Idulfitri) jatuh pada tanggal 24 Mei 2020, jadi bisa ditetapkan bahwa muslim bisa memulai puasa Syawal-nya pada 25 Mei 2020 (sehari setelah Idulfitri).
Adapun jika seorang muslim berpuasa di hari raya Idulfitri (1 Syawal) dan Iduladha (10 Dzulhijjah) maka hukumnya haram. Hadis dari Abu Sa’id al-Khudri:
“Nabi Muhammad Saw. melarang berpuasa pada dua hari raya; Idulfitri dan Iduladha.”
Apakah Puasa Syawal Harus Dilaksanakan Berturut-turut?
Imam Nawawi dalam Syarh Muslim, 8/56 mengatakan, “Para ulama mazhab Syafi’i mengatakan bahwa paling afdhal (utama) melakukan puasa syawal secara berturut-turut (sehari) setelah shalat Idulfitri. Namun jika tidak berurutan atau diakhirkan hingga akhir Syawal maka seseorang tetap mendapatkan keutamaan puasa syawal setelah sebelumnya melakukan puasa Ramadhan.”
Jadi dapat disimpulkan bahwa puasa Syawal 2020 dapat dilaksanakan secara berturut-turut maupun berjeda sesuai kondisi masing-masing individu—selama masih dikerjakan di bulan Syawal.
Jika seseorang mengerjakan puasa Syawal di luar bulan Syawal, maka ia dianggap mengerjakan puasa sunah biasa. Pun seseorang yang mempunyai utang puasa Ramadhan, wajib baginya mengganti utang puasanya dulu sebelum melaksanakan puasa sunah Syawal. Sebab perkara wajib lebih utama dibandingkan yang sunah. Dalam pelaksanaannya, aturan puasa Syawal juga sama seperti puasa lain pada umumnya, terutama dalam hal sahur dan berbuka puasa.
Kamu juga bisa menyalurkan zakat atau sedekahmu untuk saudara yang membutuhkan lewat Kitabisa. Caranya, klik gambar di bawah ini.