Jakarta, 19 Maret 2021 – Berjuang setiap hari adalah sesuatu yang lekat dengan Sadam (9 tahun). Setiap pagi, ia pergi sekolah seperti anak-anak kebanyakan. Bermain dan belajar di sekolah. Namun selepas jam sekolah, ia harus bekerja mengangkut batako untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Di usianya yang masih kecil, ia harus bekerja untuk memenuhi biaya sekolah dan kebutuhan lainnya. Ibu Sadam sudah meninggal dunia saat ia berusia 2,5 bulan dan ayahnya pergi entah kemana, meninggalkannya diurus oleh sang nenek. Hanya berselang dua tahun, sang nenek juga menyusul kepergian ibunya. Kini, Sadam tinggal bersama dengan Pakdenya.
Sadam dan Pakde hidup sederhana, mereka menggantungkan hidupnya dari hasil penjualan batako. Tidak banyak, tapi cukup untuk membiayai hidup mereka sehari-hari. Untuk meringankan pekerjaan Pakdenya, ia mengayak pasir dan mengangkat batako. Sadam melakukan semua itu untuk membantu Pakdenya, meski ia tak pernah diminta.
Sejak pandemi, penjualan batako menurun drastis. Uang penghasilan Pakde pun ikut menurun, padahal Sadam harus tetap bersekolah secara daring dan memerlukan ponsel dan paket data internet.
Rumah Yatim menggalang dana untuk membantu Sadam yang terpaksa bekerja demi bisa sekolah dan hidup layak melalui kitabisa.com/sadam. Galang dana tersebut berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 300 juta dari 10586 donatur. Bantuan telah diberikan kepada Sadam berupa program beasiswa dan perlengkapan sekolah.
Selain diberikan kepada Sadam, dana yang terkumpul juga akan diberikan kepada anak yatim dhuafa lainnya yang harus bekerja demi membiayai kebutuhan hariannya.
Di balik kerja keras Sadam, ia menunjukkan tekad yang kuat untuk terus belajar dan membahagiakan keluarganya. Bantu perjuangan anak yatim dhuafa lainnya melalui kitabisa.com/sadam.