Khutbah Idul Adha kerap dinantikan umat muslim lantaran berisi petuah hidup. Isi dari khotbah tersebut dapat diaplikasikan supaya Allah Swt senantiasa memberi penjagaan terbaik. Khotbah merupakan penanda bahwa ibadah sunah digelar pada momen penting, seperti salat Jumat, salat gerhana, Idulfitri, dan Idul adha.
Khotbah sendiri berasal dari kata khataba, khutbatan, dan yakhtubu yang artinya ceramah atau pidato. Khotbah dapat diartikan sebagai kegiatan menyampaikan pesan serta nasihat tentang ketakwaan. Tujuan utama khotbah adalah untuk mengajak umat muslim melaksanakan amalan yang dapat meningkatkan kualitas keimanan.
Biasanya, materi khotbah erat kaitannya dengan ibadah salat, puasa, kurban, sedekah, dan lainnya yang disukai oleh Allah Swt. Khotbah dilakukan oleh seorang khatib di depan jemaah. Pelaksanaan khotbah berbeda, sesuai dengan momen yang terjadi saat itu. Contohnya khotbah Jumat dilakukan sebelum waktu salat, sedangkan khotbah Idul adha dilakukan setelah salat.
Syarat dan Rukun Khutbah Idul Adha
Khotbah merupakan komunikasi satu arah atau monolog. Ketika khatib memulai khotbah, jamaah wajib mendengarkannya. Pada dasarnya, khotbah memiliki syarat yang berbeda menurut jenisnya. Khotbah Jumat tentu tak sama dengan khotbah hari raya. Supaya kamu lebih paham, berikut syarat khotbah Idul adha.
- Khatib wajib seorang laki-laki.
- Khatib suci dari hadas besar dan kecil.
- Khatib wajib menutup aurat.
- Apabila masih mampu, khatib harus berdiri.
- Isi rukun khotbah pertama maupun kedua harus didengar oleh minimal 40 orang jamaah.
Adapun rukun khutbah Idul Adha, sebagai berikut.
- Memuji Allah.
- Membaca selawat.
- Berisikan tentang ketakwaan.
- Membaca ayat Al-Qur’an pada salah satu waktu di antara dua khutbah.
- Pada khotbah kedua khatib mendoakan kebaikan umat muslim.
Hukum penyampaian khotbah Idul adha adalah sunnah. Apabila ketika pelaksanaan salat Idul adha tidak ada satu pun jemaah yang mempunyai kemampuan menyampaikan khotbah, khotbah boleh ditiadakan. Salat Idul adha tetap sah.
Tata Cara Khutbah
Tata cara khotbah Idul adha dibedakan menjadi dua, yakni pada saat khotbah pertama dan khotbah kedua.
Khotbah Pertama:
- Khatib menghadap langsung ke arah jemaah.
- Khatib mengucapkan salam.
- Khatib mengumandangkan takbir sembilan kali.
- Khatib membaca kalimat tahmid atau hamdalah.
- Khatib membaca selawat nabi yang berbunyi Allahumma shalli‘ala sayyidina Muhammad wa’alaa aali sayyidina Muhammad.
- Khatib membaca wasiyyat bit taqwa.
- Khatib menyampaikan nasihat mengenai ketakwaan, utamanya soal ibadah haji dan kurban.
- Khatib menutup khotbah pertama.
Khotbah Kedua:
- Khatib mengumandangkan takbir tujuh kali.
- Khatib membaca kalimat tahmid atau hamdalah.
- Khatib membaca selawat nabi.
- Khatib membaca wasiyyat bit taqwa.
- Khatib membaca ayat Al-Qur’an
- Khatib membaca doa ampunan yang ditujukan untuk umat muslim.
- Khatib membaca doa sapu jagat.
- Khatib menutup khotbah kedua dan mengucap salam.
Makna Khutbah Idul adha
Umumnya, khatib akan mengisi khotbah Idul adha dengan materi yang mengandung makna kehidupan. Salah satunya tentang kisah Nabi Ibrahim As yang rela mengorbankan nyawa putranya demi melaksanakan perintah Allah Swt. Dari kisah ini, kamu akan mempelajari bahwa anak hanyalah titipan yang dipercayakan kepada orang tua. Ketika waktunya tiba, Allah Swt akan mengambilnya kembali.
Hal tersebut juga terjadi pada Nabi Ibrahim As dan sang istri yang menanti kehadiran buah hati bertahun-tahun lamanya. Ketika doa keduanya didengar dan diijabah oleh Allah Swt, bertambahlah kadar ketakwaannya. Mereka bahagia sekaligus bersyukur karena dapat merasakan pengalaman sebagai orang tua yang mampu mendidik anak hingga tumbuh sebagai anak remaja mengagumkan, Ismail.
Kala itu, usia Ismail baru 13 tahun. Nabi Ibrahim As bermimpi bahwa dirinya diperintah Allah Swt untuk mengorbankan anaknya. Lantaran meragu, Nabi Ibrahim As kembali bermimpi hal yang sama. Setelah merasa yakin, ia kemudian bertanya langsung pada putra tercintanya. Tak disangka, Ismail menerima perintah tersebut dan menganggapnya sebagai kehormatan tertinggi.
Di puncak Gunung Arafah, Nabi Ibrahim As dan Ismail melaksanakan perintah dari Sang Khalik. Melihat keikhlasan keduanya, Allah Swt menggantikan Ismail dengan seekor domba dari surga untuk dikurbankan. Dari kisah ini, kamu akan belajar bahwa bukti kecintaan dan ketakwaan pada Allah Swt adalah dengan mengorbankan hal paling berharga. Baik Nabi Ibrahim As maupun Ismail telah lulus melewati ujian cinta dari Sang Khalik. Sebagai penghormatan bagi kedua hamba yang dikasihi-Nya, Allah Swt memerintahkan umat muslim yang mampu untuk berkurban dengan hewan ternak ketika Idul adha tiba.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai tata cara khutbah Idul Adha dan makna yang dapat kamu jadikan sebagai tauladan hidup. Bagi kamu yang ingin membuktikan keimanan dan kecintaan terhadap Allah Swt, mulailah dengan berbagi kepada sesama yang membutuhkan. Kamu bisa mengikuti program kurban Kitabisa. Program ini memungkinkan kamu menyalurkan hewan kurban ke seluruh penjuru negeri. Ternyata berbuat baik itu mudah, bukan? Apalagi yang kamu tunggu?
Yuk, tebar kebaikan bersama Kitabisa!