Kesembuhan Pejuang Atresia Ani yang Hidup dengan Kantong Kolostomi

Atresia ani merupakan salah satu jenis kelainan lahir yang terjadi pada usia kandungan 5-7 minggu. Kelainan ini dapat menyebabkan bayi lahir dengan anus yang terbentuk belum sempurna. Pertumbuhan anus yang kurang sempurna mengakibatkan kotoran bayi tidak dapat keluar dengan normal. Berbagai pengobatan dan operasi harus dilakukan untuk menyembuhkan penyakit ini. Salah satunya dengan menggunakan kantong kolostomi, seperti yang digunakan oleh bayi mungil bernama Muhammad Hasan.

 

Tanda Awal Atresia Ani

Muhammad Hasan lahir secara prematur dengan berat badan 1900gr. Setelah melakukan beberapa pemeriksaan, dokter mengatakan bahwa Muhammad mengalami kelainan atresia ani. Dokter menemukan bahwa kondisi anus Muhammad belum terbentuk secara sempurna, jarak ujung rektum ke kulit sangat jauh, dengan terhubungnya saluran BAK dan BAB.

 

Kantong Kolostomi, Tahap Awal Penyembuhan Atresia Ani

Kesembuhan Pejuang Atresia Ani yang Hidup dengan Kantong Kolostomi

Di usia 4 hari, Muhammad harus melakukan operasi kolostomi dan dirawat di NICU selama 3 minggu. Operasi kolostomi membuatnya BAB sementara lewat kantong yang terpasang di perut. Karena kantong tersebut menggantung di sekitar perut Muhammad, ia sering merasa risih dan kemudian menarik-narik kantong tersebut. Akibatnya, daerah sekitar kantong kolostomi berdarah dan iritasi.

Dalam sebulan, Muhammad membutuhkan 10-15 kantong kolostomi tergantung dengan ketahanan kantong tersebut. Tak hanya itu, Muhammad juga harus melakukan pemeriksaan penunjang seperti USG, lopografi, cek laboratorium, dan pemeriksaan dokter spesialis tumbuh kembang. Seluruh biaya tersebut tidak dibantu oleh jaminan kesehatan, sehingga orang tua Muhammad berusaha untuk mendapatkan biaya pengobatan dengan berbagai cara, salah satunya dengan menggalang dana di Kitabisa.

 

Apa itu Kantong Kolostomi?

Kolostomi adalah sebuah prosedur yang dilakukan untuk menghentikan infeksi, mengatasi penyumbatan, atau mencegah kerusakan lebih lanjut pada usus besar. Dengan kata lain, kolostomi adalah operasi pembuatan lubang di perut sebagai saluran pembuangan kotoran atau feses. Setelah lubang pada perut dibuat, akan ditempel sebuah kantong yang berfungsi untuk menampung feses sementara. Kantong itulah yang dinamakan dengan kantong kolostomi.

Baca juga:
Atresia Ani, Ketika Si Kecil Terlahir Tanpa Anus
Atresia Ani: Pengertian, Gejala, dan Kasusnya

 

Operasi Tahap Kedua dari Atresia Ani

Kesembuhan Pejuang Atresia Ani yang Hidup dengan Kantong Kolostomi

Dokter bedah menyarankan Muhammad untuk segera melakukan operasi kedua, namun berat badannya belum mencukupi.Sebelum melakukan operasi tahap kedua, orang tua Muhammad harus memastikan berat badan serta kondisi gizi Muhammad. Setiap dua minggu sekali, Muhammad melakukan konsultasi dan kontrol ke dokter nutrisi dan metabolik.Operasi kedua ini meliputi pembuatan lubang anus dan penutupan fitsel.

Setelah memenuhi kebutuhan gizinya, Muhammad akhirnya berhasil menjalani operasi kedua pada tanggal 14 Agustus 2018. Meskipun begitu, ia masih menggunakan kantong kolostomi dan harus rutin kontrol untuk melakukan tahap businasi. Berkat bantuan para OrangBaik, Muhammad dapat menjalani operasi kedua secara lancar.

 

Penutupan Kantong Kolostomi, Tahapan Akhir Pejuang Atresia Ani

Kesembuhan Pejuang Atresia Ani yang Hidup dengan Kantong Kolostomi

Untuk melakukan operasi tahap ketiga, Muhammad harus menunggu sampai tahap businasi selesai. Sekitar awal bulan Januari 2019, proses businasi Muhammad sudah lengkap. Ia kemudian melakukan operasi tahap ketiga pada tanggal 15 Januari 2019, yakni operasi penutupan kolostomi dan pemindahan saluran anus yang sebenarnya. Dengan begitu, Muhammad tidak lagi menggunakan kantong kolostomi sebagai saluran buang air.

Setelah operasi tahap ketiga berhasil, Muhammad perlu merawat bekas luka jahitan di perutnya. Kontrol rutin juga perlu ia lakukan dengan dokter bedah anak dan pemantauan nutrisi serta metabolik untuk mengejar kekurangan gizinya.

 

Keberhasilan Muhammad Sembuh dari Atresia Ani

Kesembuhan Pejuang Atresia Ani yang Hidup dengan Kantong Kolostomi

Berkat bantuan dari para OrangBaik yang berdonasi, Muhammad berhasil melakukan ketiga operasinya dengan lancar. Galang dana Muhammad berhasil mengumpulkan total donasi sebesar Rp 103.065.292 dari 699 donatur. Orangtua Muhammad tak henti-hentinya mengucapkan rasa terima kasih kepada para OrangBaik yang telah membantu kesembuhan Muhammad.

 

Pejuang Kolostomi, Saling Bantu Mereka yang Ingin Sembuh

Untuk membalas semua kebaikan yang didapatkan untuk anaknya, orang tua Muhammad kemudian merintis grup Pejuang Kolostomi. Grup ini mewadahi para orangtua yang sedang berjuang bersama-sama merawat anak dengan kantong kolostomi. Orangtua Muhammad ingin para orang tua lainnya tidak merasa sendiri dengan keadaan ini. Melalui grup ini, para orang tau bisa saling bertukar informasi dan saling membantu untuk kesembuhan anak-anak mereka yang sedang berjuang dengan kolostomi.

 

Muhammad dan orang tuanya juga sempat berbagi ceritanya melalui acara Kumpul Orang Baik yang diselenggarakan oleh Kitabisa. Videonya bisa dilihat di bawah ini:


Seperti orang tua Muhammad, kamu juga bisa bantu keluarga, teman, atau kerabat yang butuh bantuan biaya pengobatan dengan cara galang dana di Kitabisa. Klik gambar di bawah ini!