Atresia Ani: Pengertian, Gejala, dan Kasusnya

Dedek, bayi berusia tiga bulan asal Tangerang, Kabupaten Banten, ini terlahir tanpa anus atau dikenal dengan Artesia Ani. Dia menbutuhkan dana kurang lebih Rp250 juta untuk melakukan operasi.

Bagi keluarga yang hanya bertumpu pada pekerjaan sang ayah sebagai satpam di Jakarta, biaya tersebut tentu sangan mahal dan susah untuk didapatkan. Lebih-lebih Dedek masih harus melakukan serangkaian uji laboratorium sebelum tindakan operasi benar-benar dilakukan. Oleh sebab itulah, bayi berjenis kelamin perempuan ini sangat berharap uluran tangan kita, para dermawan, agar operasi atresia ani yang dia derita bisa berjalan dengan lancar.

 

Cerita Awal Diagnosa Atresia Ani

Menurut pengakuan orangtuanya, semula tidak ada tanda-tanda keanehan saat Dedek dilahirkan. Hingga pada akhirnya dokter mendiagnosis si bayi mungil ini tidak memiliki anus. Dalam kondisi seperti ini, Dedek paling tidak membutuhkan operasi lebih dari satu kali. Mulai dari membuat lubang kolostomi, operasi penutupan lubang, hingga operasi pembuatan lubang anus.

Melihat kondisi Dedek, apakah kalian tau apa itu atresia ani, Untuk lebih memahami penyakit tersebut, simak penjelasan di bawah ini.

 

Apa Itu Atresia Ani?

Atresia Ani: Pengertian, Gejala, dan Kasusnya

Dilansir Alodokter.com, kelainan atresia ani biasanya terjadi saat usia kehamilan memasuki minggu kelima hingga minggu ketujuh. Belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebabnya, tapi faktor genetika disebut sebagai salah satu penyebab utamanya.

Dalam kondisi normal, janin di usia tersebut mestinya mengalami proses pembelahan dan pemisahan dinding pencernaan, seperti pembentukan lubang anus, saluran kemih, alat kelamin, dan lain sebagainya. Tapi pada bayi atresia ani tidak seperti itu. Mereka mengalami ketidaksempurnaan atau mengalami keterhambatan dalam perkembangan bentuk rektum hingga lubang anus. Sebenarnya, kelainan ini bisa dideteksi saat bayi masih di dalam kandungan. Salah satunya melalui pemeriksaan ultrasonografi alias USG.

 

Jenis- jenis Atresia Ani

Ada beberapa kondisi yang dikategorikan sebagai atresia ani. Di antaranya:

  1. Lubang anus yang menyempit atau tertutup sama sekali
  2. Terbentuknya fitsula atau saluran yang menghubungkan rektum dengan kandung kemih, uretra, pangkal penis, atau vagina
  3. Rektum yang tidak terhubung dengan usus besar

Menurut Kompas.com, di Indonesia kasus serupa terjadi pada 1 banding 10 ribu bayi yang lahir hidup, yang sayangnya penanganannya baru dilakukan pascapersalinan, itu pun hanya dengan melalui operasi. Tindakan awal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk mengetahui atresia ani adalah pemeriksaan fisik menyeluruh kepada bayi baru lahir itu.

 

Tanda Klinis Atresia Ani

Atresia Ani: Pengertian, Gejala, dan Kasusnya

Ada beberapa tanda klinis dari atresia ani yang wajib kita ketahui:

  1. Pada bayi perempuan, jarak antara lubang anus dengan vagina cukup dekat
  2. Lobang anus tidak berada di tempat semestinya atau bahkan tidak ada sama sekali     

Selain itu, artesia ani juga memiliki gejala khas seperti di bawah ini:

  1. Selama 24 hingga 48 jam setelah lahir, bayi tidak mengeluarkan tinja
  2. Kalaupun keluar, tinja keluar dari vagina, pangkal penis, skortum atau uretra
  3. Perut membesar

Tidak cukup hanya mengetahui gejala dan tanda-tanda di atas, bayi yang terdeteksi artesia ani juga memerlukan pemeriksaan lanjutan. Karena biasanya penderita kelainan kongenital ini juga mengalami gangguan perkembangan pada fungsi organ lainnya, seperti:

  1. Kelaianan pada saluran urin dan ginjal
  2. Adanya kelainan pada tulang belakang
  3. Kelainan pada saluran pernapasan
  4. Terdapat kelainan pada kerongkongan
  5. Kelainan pada lengan dan tukai
  6. Down syndrom
  7. Kelainan pada jantung yang bersifat bawaan
  8. Penyakit hirschsprung
  9. Atresia duodenum (kelainan pada usus halus)       

Dengan demikian, perlu dilakukan pelbagai tes kesehatan mulai dari foto rontgen untuk mendeteksi kelainan tulang; USG tulang belakang; Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk memeriksa kondisi kerongkongan, tenggorokkan, dan organ terkait; dan ekokardiografi untuk memeriksa jantung.

Ditulis Oleh: Ranu Mohamad


Selain itu, kamu juga bisa membantu anak-anak lain yang sedang berjuang dengan atresia ani seperti Dedek. Caranya, kamu bisa berdonasi di Kitabisa.com. Besar atau kecilnya bantuan kamu akan sangat berarti untuk mereka.

banner_donasi_biaya_pengobatan