Sejarah Peringatan Hari Raya Idul Adha

Lepas merayakan kemenangan pada momen Idulfitri, umat muslim di seluruh dunia saat ini tengah bersiap menyambut hari raya lainnya—hari raya Idul Adha—yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah, atau 70 hari setelah perayaan Idulfitri. Idul Adha sendiri sangat identik dengan penyembelihan hewan ternak. Itulah mengapa ia juga disebut dengan Hari Raya Qurban.

Selain berqurban, Idul Adha juga diikuti dengan hari Tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah) di mana umat muslim diharamkan berpuasa. Dasar disyariatkannya perintah berqurban sendiri tertuang dalam firman Allah SWT yang artinya:

“Maka laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah (sebagai ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah).” – QS. Al-Kautsar: 2

Dalil tersebut pun diperkuat dengan hadis tentang qurban, yang artinya:

“Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat salat Ied kami.” – HR. Ahmad dan ibn Majah

 

Sejarah Idul Adha

Sejarah Peringatan Hari Raya Idul Adha

Sejarah Idul Adha ini tidak lepas dari 2 peristiwa yang terjadi di masa lalu, yaitu dilakukannya ritual qurban oleh Habil (putra Nabi Adam AS) dan qurban oleh Nabi Ibrahim AS terhadap putranya, Ismail AS.

  1. Kisah Habil dan Qabil

    Ritual qurban pertama kali dilaksanakan oleh Qabil dan Habil sebagai bentuk “sayembara” untuk menentukan siapa yang akan menikahi Iqlima. Siapa yang qurbannya diterima Allah, ialah yang berhak mempersunting Iqlima.
    Di sini, Habil mempersembahkan domba yang sehat dan gemuk, sementara saudaranya, Qabil, mengurbankan domba yang kurus dan jelek. Qabil yang kalah dan dengki pun akhirnya membunuh saudaranya sendiri. Kisah ini diabadikan dalam Alquran yang artinya:
    “Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (qurban) dari orang-orang yang bertakwa.” (Al Maaidah: 27)

Baca juga:
Kenapa Idul Adha Disebut dengan Lebaran Haji?
3 Ibadah Puasa Idul Adha yang Bisa Kamu Amalkan

 

  1. Kisah Ibrahim dan Ismail

    Hari Raya Qurban juga tak lepas dari kisah mengharukan antara Nabi Ibrahim dengan Ismail. Suatu hari, Ibrahim bermimpi mendapat perintah dari Allah SWT untuk menyembelih Ismail. Ini tentu keputusan yang sangat berat baginya, apalagi Ismail adalah anak yang sudah dinanti-nantikan kehadirannya selama belasan tahun.
    “Ibrahim berkata: Hai anakkku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu? Ismail menjawab: Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (QS As-Saffat: 102)
    Tepat ketika Nabi Ibrahim akan menggoreskan pisau tajam ke leher Ismail, Allah menggantikannya dengan seekor domba gemuk langsung dari surga. Peristiwa ini menjadi bukti betapa kecintaan dan ketaatan Nabi Ibrahim AS kepada Allah melebihi apa pun, bahkan cintanya kepada sang putra.

Nah, sekarang sudah tahu, kan, sejarah tentang disyariatkannya perintah berqurban? Jika ingin qurbanmu memberi manfaat yang lebih luas, salurkan saja secara online lewat Kitabisa. Berqurban di Kitabisa sangat aman, praktis, dan tepercaya.

Nantinya, semua daging qurban yang terkumpul akan disalurkan secara merata ke daerah-daerah yang membutuhkan, dari mulai Aceh, Papua, sampai Palestina. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, berqurban di Kitabisa sekarang!

banner_qurban2