Nenek Atjah kini sudah berusia 85 tahun. Namun di usia senjanya, ia masih harus bekerja dengan berjualan jajanan keliling seperti lontong dan gorengan.
Beliau tinggal bersama seorang putra dan dua cucu. Putranya hanya bekerja sebagai kuli sablon, sedangkan menantunya sudah meninggal. Karena itu Nek Atjah masih harus berjualan untuk bantu memenuhi kebutuhan keluarganya.
Keluarga Nek Atjah tinggal di sebuah rumah kontrakan berukuran 3 x 5 meter dengan biaya sewa sebesar 1,5 juta rupiah setahun. Selain itu mereka juga harus membayar listrik sebesar 100 ribu rupiah per bulan dan air untuk kebutuhan sehari-hari sebesar 500 rupiah per ember. Di kontrakan mereka pun tidak tersedia toilet, sehingga untuk MCK mereka harus menggunakan toilet umum berbayar.
Setiap sore Nek Atjah memasak lontong isi sayur di rumahnya. Keesokan harinya beliau berjualan dari pukul 6 hingga 9 pagi atau jika jualannya sudah habis. Nek Atjah hanya mengambil keuntungan 500 rupiah dari dua lontong yang terjual.
Terinspirasi dengan kerja keras Nek Atjah, Komunitas Ketimbang Ngemis Jakarta kemudian membuat halaman galang dana di kitabisa.com/bantunenekatjah. Berhasil terkumpul dana 13 juta rupiah yang digunakan untuk bantu nenek Atjah.
Dana tersebut sudah digunakan untuk bayar biaya kontrakan, listrik dan juga air bagi keluarga Nek Atjah. Selain itu, beliau juga diberikan sembako, perabotan rumah tangga dan alat masak yang layak. Biaya sekolah cucu Nek Atjah pun juga dibantu dari dana tersebut.
*Kalian kenal dengan orang lainnya yang tetap berjuang keras untuk hidup tanpa mengemis?