- ROP (Retinopathy of Prematurity) terjadi pada 30% kelahiran prematur di Jakarta
- ROP memiliki stadium dari 1-5 terkait perkembangan kelainan pada retina bayi prematur
- Perjuangan Tania untuk sembuh dari ROP
Kelahiran prematur yang lebih cepat dari seharusnya, memang membuat sebagian besar organ dalam tubuh belum berkembang secara optimal. Salah satu kasus yang perlu diketahui para orang tua adalah kasus Retinopathy of Prematurity (ROP).
Dalam artikel ini,kami akan membagikan informasi seputar apa itu ROP, gejala, pengobatan, dan kisah inspiratif dari Baby Tania yang berjuang demi kesembuhan ROP miliknya.
Apa itu ROP?
Retinopathy of prematurity alias ROP merupakan sebuah gangguan pada mata yang disebabkan tidak normalnya perkembangan retina pada bayi yang terlahir secara prematur. Beberapa kasus hanya akan membuat bayi menderita ROP ringan yang dapat menghilang secara spontan, tetapi tidak jarang kebutaan juga dapat terjadi dalam kasus yang tidak ringan.
ROP adalah kondisi terganggunya perkembangan retina yang terjadi pada bayi yang terlahir secara prematur. Bayi yang terlahir dengan berat badan di bawah 1500 gram atau dalam usia kehamilan kurang dari 32 minggu berisiko mengalami ROP. Semakin kecil berat badan dan usia saat berada di dalam kandungannya, semakin besar bayi mengalami risiko terkena ROP.
Faktor Penyebab Kelainan Pembuluh Darah Retina
Retinopathy of prematurity terjadi karena adanya keabnormalan pertumbuhan pembuluh darah retina yang dapat menyebabkan luka atau lepasnya retina. Hal ini dapat diperparah dengan kondisi bayi prematur yang mendapat pasokan oksigen tambahan (tetapi bukan faktor utama yang menyebabkan terjadinya ROP).
Namun di sisi lain, pembatasan pemberian oksigen tambahan pada bayi prematur juga tidak lantas akan menurunkan risiko ROP. Alih-alih demikian, bayi prematur yang kekurangan oksigen akan mengalami masalah kesehatan yang lebih kompleks lantaran hipoksia.
Dengan demikian, penyebab ROP adalah karena prematuritas itu sendiri yang ditambahkan dengan kondisi kekurangan oksigen di jaringan. Untuk itulah, pemberian oksigen pada bayi prematur harus diberikan dengan konsentrasi yang tepat sehingga tidak akan menimbulkan efek samping lainnya.
Secara normal, pembuluh darah retina mulai berkembang saat usia kehamilan mencapai 3 bulan. Di sebagian besar kasus, perkembangan retina baru sempurna setelah mencapai usia kelahiran normal. Karena kelahiran terlalu dini, maka retina pada bayi premantur rentan terluka dan menyebabkan pendarahan yang bisa menyebabkan kebutaan.
Penyebab ROP sangat rumit, tapi pada sebagian besar kasus terjadi pada bayi yang lahir kurang dari 32 minggu, memiliki berat badan kurang dari 1500 gram, dan membutuhkan perawatan oksigen tertentu.
Cara Mengenali Gejala ROP
Karena penyebab kelainan ini ada pada pembuluh darah, tentu tidak dapat dilihat dengan mata tertutup. Untuk menanganinya harus dilakukan pemeriksaan mata lebih lanjut. Adapun dalam perkembangannya, tahapan ROP adalah sebagai berikut:
- Stadium I
Ditemukan adanya pertumbuhan pembuluh darah yang abnormal, tetapi masih sedikit.
- Stadium II
Ditemukan adanya pertumbuhan pembuluh darah yang mulai cukup abnormal.
- Stadium III
Ditemukan adanya pertumbuhan pembuluh darah yang sangat abnormal.
- Stadium IV
Ditemukan adanya pertumbuhan pembuluh darah yang sangat abnormal dan retina yang terpisah sebagian.
- Stadium V
Terjadinya ablaso retina total.
Untuk kasus ROP yang parah, gejala yang ditunjukkan antara lain adalah mata juling, gerakan mata abnormal, pupil yang terlihat putih, dan rabun jauh yang parah.
Cara Menentukan Diagnosis ROP
Seluruh bayi premature dengan usia dan berat yang sudah disebutkan sebelumnya akan dilakukan pemeriksaan secara rutin untuk mengantisipasi ROP. Bayi akan diperiksa pada empat hingga enam minggu awal setelah kelahiran. Agar dapat melihat bagian dalam mata lebih jelas, dokter mata akan menggunakan obat tetes mata sehingga pupil akan melebar.
Pemeriksaan selanjutnya bergantung pada jumlah perkembangan pembuluh darah abnormal. Frekuensinya berubah-ubah, bisa setiap satu atau dua minggu, atau sesuai dengan kondisinya. Namun menurut penelitian, hanya sekitar 10% bayi prematur yang dilakukan screening ROP mengalami kemajuan.
Pengobatan untuk Bayi dengan ROP
Metode yang terbukti paling efektif untuk mengatasi ROP adalah terapi laser (krioterapi). Pengobatan ini bekerja dengan menghilangkan pinggiran retina yang tidak memiliki pembuluh darah normal. Sebagai efek samping, penglihatan bagian samping penderita pun turut berkurang. Penderita hanya akan dapat melakukan penglihatan pusat yang tajam ke depan.
Sebagai catatan, langkah ini akan diambil apabila penderita telah memasuki stadium III ke atas. Dokter akan meggunakan alat tertentu yang menghasilkan subuh beku untuk menyentuh titik-titik pada permukaan mata di sisi pinggir retina dan menghilangkan bagian tanpa syaraf tersebut.
Pada kondisi yang serius, pengobatan yang bisa dilakukan adalah operasi bedah. Berikut beberapa operasi bedah yang paling umum dilakukan untuk pengobatan ROP:
- Operasi Laser: Operasi ini merupakan operasi yang paling sering dilakukan untuk mengobai ROP. Laser akan mengobati bekas luka pada retina dan berlangsung sekitar 30-45 menit di setiap satu mata
- Cryotherapy: Selain operasi laser, ada pula pengobatan cryotherapy. Dalam pengobatan ini, suhu beku akan digunakan untuk membelah retina guna menghentikan pertumbuhan darah yang tidak normal. Selama bertahun-tahun operasi yang biasa disebut dengan cyosurgery ini paling sering digunakan. Hanya saja kini sudah diganti dengan terapi laser.
Sedangkan untuk kasus ROP lanjutan metode inilah yang digunakan:
- Sleral Buckling: pengobatan ini dilakukan dengan melibatkan penempatan pita fleksibel yang terbuat dari silikon dan ditempatkan di sekitar lingkar mata. Pita inilah yang akan berkeliling di sekitar sklera atau mata putih dan mendorong retina yang sudah robek mendekati dinding luar mata. Biasanya operasi ini membutuhkan waktu sekitar 1-2 jam.
- Vitrectomy: Operasi bedah yang cukup kompleks ini melibatkan penggantian vitreous (gel bening di bagian tengah mata) dengan larutan garam. Hal inilah yang dilakukan untuk menghilangkan jaringan parut dan menarik retina. Biasanya operasi vitrektomi ini membutuhkan waktu beberapa jam untuk selesai.
Operasi ini perlu dilakukan sebagai upaya pencegahan perkembangan penyakit dan kebutaan. Lagipula, operasi ini memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Hanya saja tidak semua bayi merespons pengobatan ini dengan baik.
Kisah Inspiratif Bayi Tania
Setiap orang tua yang memiliki anak prematur tentu memiliki kisah inspiratifnya masing-masing. Salah satunya adalah orang tua dari Tania Edeline Tjujono yang lahir saat usia kandungan baru menginjak 24 minggu. Tania lahir dengan bobot 700 gram dan langsung masuk ruang NICU di Surabaya.
Karena kelahiran yang begitu dini, Tania sudah didiagnosa dengan beberapa penyakit serius. Mulai dari respiratory distress syndrome (RDP), infeksi usus, dan pada usia 1 bulan Tania kembali didiagnosa dengan penyakit Retinopathy of prematurity (ROP) stadium 1-2.
Sejak didiagnosa dengan ROP, Tania pun dikatakan akan berisiko memiliki mata minus pada saat usianya baru menginjak 3 tahun. Tania diharuskan untuk rutin melakukan pemeriksaan retcam untuk memantau perkembangan penyakitnya karena berisiko mengalami kebutaan.
Dalam sekali pemeriksaan retcam, setidaknya kedua orang tua Tania harus menyediakan biaya Rp2,3 juta. Belum lagi biaya yang digunakan untuk membayar perawatan di dalam NICU, alat bantu pernapasan CPAP, dan alat bantu lainnya.
Asuransi kantor di tempat kedua orang tuanya yang tidak bisa menutupi biaya pengobatan Tania membuat kedua orang tua ini hampir putus asa. Tapi, demi kesembuhan buah hati tercinta, Ibunda dari Tania, Fanny Octavia pun menggalang dana untuk anaknya melalui kitabisa.com/bantutaniedeline.
Selama campaign berjalan, pemeriksaan terus dilakukan untuk Tania. Dokter mengatakan kalau kondisi ROP Tania membaik dan hilang dengan sendirinya. Hanya saja, tetap perlu dilakukan pemeriksaan retcam rutin untuk mengetahui perkembangannya.
Tidak hanya mata, perkembangan jantung Tania juga membaik dan alat bantu pernapasannya sudah mulai dilepas guna melatih kemampuan Tania untuk bernapas sendiri. Seminggu setelah dilatih tanpa alat bantu pernapasan, Tania akhirnya diizinkan pulang dan sudah bisa tidur di rumah bersama ayah ibunya.
Terima kasih banyak buat aunty dan uncle semua yang udah doain tania,semoga tania sehat terus,cepat gede,pintar dan jadi kebanggan semuanya. Tuhan yesus memberkati aunty and uncle semuanya. God bless u more more and more, kata Ibu Tania
Baby Tania adalah salah satu contoh bayi prematur dengan ROP yang kembali sehat setelah berjuang bersama kedua orang tuanya. Biaya pengobatan yang besar terbantu karena galang dana online yang dilakukan melalui Kitabisa.com.
Inspirasi perjuangan orang tua Tania perlu kita sebarkan untuk memotivasi orang tua yang memiliki bayi prematur lain dan sedang berjuang melawan penyakitnya.
Kamu bisa bantu biaya pengobatan mereka yang sedang berjuang dengan bayi prematur atau penyakit lainnya. Caranya, kamu bisa kunjungi Kitabisa.com lalu pilih campaign yang ingin kamu donasikan di sini. Bantuan dari kamu tentunya akan sangat berarti dan membantu secara tepat.
Kamu juga bisa berdonasi di Kitabisa untuk bantu mereka yang membutuhkan bantuan biaya perawatan menggunakan Aplikasi Kitabisa. Dengan Aplikasi Kitabisa, kamu bisa berbagi dimanapun dan kapanpun. Yuk, download Aplikasi Kitabisa dan kamu dapat berbagi kebaikan mulai dari Rp 1000!