Adek Maulana merupakan salah satu pejuang Atresia Billier. Maulana, lahir normal pada tanggal 4 Agustus 2017 dari pasangan Ibu Herlina dan Bapak Rudi. Bapak Rudi, bermodal tekad merantau ke Jakarta dari Lampung untuk mencari nafkah dan mengumpulkan biaya untuk pengobatan Maulana, saat ini bekerja sebagai seorang driver ojek online.
Maulana harus segera cangkok hati, itupun risikonya sangat tinggi. Saat ini, tim medis berusaha untuk menangani gizi buruk pada Adek Maulana, salah satunya dengan mengkonsumsi susu khusus. Hingga sekarang, Adek Maulana menjalani rawat jalan di RSCM dan tinggal di Rumah Singgah Pejuang Hati, bersama para pejuang Atresia Billier yang lain.
Kondisi ini, menggerakkan hati donatur untuk terus membantu Adek Maulana melalui halaman kitabisa.com/maulanapejuanghati demi memberikan kesembuhan untuk Maulana.
Sebelum melakukan transplantasi hati, harus dilakukan screening pendonor hati untuk Adek Maulana. Biaya screening pun tidak sedikit dan tidak di-cover oleh asuransi BPJS Kesehatan. Melalui campaign di Kitabisa.com, donasi yang sudah terkumpul sekitar Rp104 juta dan kampanye ini masih terus berjalan hingga Maulana mendapatkan cangkok hati dan jadwal untuk melakukan operasi.
Mengenal Atresia Billier
Atresia Billier merupakan kondisi tertutupnya saluran empedu pada bayi yang baru lahir. Pada kondisi ini, saluran empedu membengkak dan kemudian menjadi tersumbat. Saluran empedu merupakan saluran yang membawa cairan empedu dari hati ke usus 12 jari. Saluran empedu pada normalnya berfungsi untuk menghancurkan lemak, menyerap vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E, dan K, serta membawa racun dan produk sisa keluar dari tubuh. Pada bayi dengan Atresia Billier cairan empedu akan meningkat di hati dan menyebabkan kerusakan pada hati. Hal ini membuat hati sulit untuk membuang racun di dalam tubuh.
Pada awalnya, Atresia Billier dikenal dengan penyakit kuning dan mata kuning. Pada keadaan normal, bayi lahir dengan sakit kuning ringan pada usia 1-2 minggu pertama dan kemudian hilang dari usia 2-3 minggu. Namun, pada anak dengan Atresia Billier, sakit kuning ini dapat bertambah parah. Gejala lain dari Atresia Billier antara lain warna urin bayi gelap seperti teh, BAB bayi berwarna abu-abu atau putih seperti dempul, dan pertumbuhan bayi pun menjadi lebih terlambat.
Ada 2 jenis Atresia Billier antara lain fetal dan perinatal. Fetal terjadi pada saat bayi berada di dalam kandungan. Perintal terjadi setelah bayi baru lahir, baru dapat didiagnosa setelah 2-4 minggu usia kelahiran.
Angka kejadian Atresia Billier pada bayi sangat jarang sekali yaitu 1 dari 18.000 kelahiran bayi. Beberapa kasus terjadi pada bayi dengan kelahiran prematur. Dan beberapa kasus lainnya ditemukan pada bayi dengan kelahiran normal. Hingga saat ini penyebab Atresia Billier masih belum ditemui.
Atresia Billier mungkin disebabkan oleh kejadian di rahim atau sekitarnya saat proses kelahiran. Beberapa pemicu yang mungkin dapat berkontribusi terhadap Atresia Billier antara lain infeksi virus atau bakteri setelah lahir, masalah sistem imun, seperti saat sistem imun menyerang hati atau saluran empedu tanpa sebab, mutasi genetik, yang membuat perubahan permanen pada struktur genetik, dan masalah saat perkembangan hati dan saluran empedu dalam rahim.
Jika Ayah dan Bunda menemukan beberapa kemungkinan di atas, maka diharapkan segera untuk membawa bayi ke fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan) terdekat, untuk mendapatkan penanganan segera dari dokter.
Penanganan Bayi dengan Atresia Billier
Salah satu pilihan utama pada bayi dengan Atresia Billier yaitu Operasi Kasai. Operasi ini dilakukan dengan memotong bagian saluran empedu yang tertutup, lalu menggantinya dengan bagian dari usus halus. Operasi Kasai merupakan operasi bypass untuk membuang saluran empedu yang rusak kemudian langsung dialirkan ke saluran pencernaan. Hasilnya cairan empedu langsung masuk ke dalam usus halus. Operasi Kasai harusnya dilakukan sebelum bayi berusia 3 bulan, dengan tingkat kesuksesan mencapai 80%. Operasi ini dilakukan bila saluran empedu yang tertutup berada di luar organ hati. Atau berarti belum terjadi kerusakan hati yang permanen.
Bila sumbatan terjadi di saluran empedu di dalam hati, akan dianjurkan tindakan transplantasi hati. Prosedur ini dilakukan untuk mengganti hati yang saluran empedunya tertutup, dengan hati yang masih sehat dari pendonor. Transplantasi hati juga dilakukan pada bayi yang sudah mengalami sirosis hepatik.
Seperti Maulana, kamu juga bisa menolong keluarga, sahabat, atau tetanggamu yang sedang butuh bantuan biaya pengobatan dengan cara galang dana di Kitabisa. Melalui galang dana di Kitabisa, kamu bisa menerima donasi dari keluarga, sahabat, dan para donatur yang tergerak membantu.
Kamu bisa konsultasi galang dana untuk biaya pengobatan dengan cara, klik : ktbs.in/tanya atau kirim pesan WhatsApp ke nomor 081315532353.