Dalam beberapa tahun terakhir, penyakit hidrosefalus kerap menjadi sorotan karena jumlah penderita yang semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini terjadi akibat maraknya penyebaran virus rubella yang merupakan salah satu penyebab utama kasus munculnya penyakit ini pada bayi dan janin.
Penyakit hidrosefalus sangat berbahaya karena berhubungan langsung dengan organ otak yang memegang peranan vital untuk mengatur fungsi tubuh. Oleh sebab itu diperlukan penanganan medis secara cepat untuk mengobati penyakit ini.
Jika pengobatan hidrosefalus terlambat, hidrosefalus dapat menyebabkan kematian dan menimbulkan kerusakan pada struktur jaringan otak yang nantinya akan berdampak pada proses tumbuh-kembang si kecil.
Saat ini ada berbagai metode pengobatan yang dikembangkan untuk menyembuhkan penyakit ini. Di antara berbagai metode yang ada, inilah 4 metode yang paling menjanjikan:
-
Operasi Pemasangan Sistem VP Shunt
Operasi yang juga dikenal dengan sebutan “operasi vp shunt” merupakan sebuah prosedur bedah medis untuk memasang alat shunt berupa selang fleksibel yang berfungsi melepaskan tekanan dalam otak agar cairan yang menumpuk dapat dialirkan ke organ lain yang lebih sehat. Prosedur ini bersifat permanen pada pasien dan selang yang ditanam harus terus diperiksa secara berkala.
Sistem VP shunt sangat efektif dalam mengatasi penumpukan cairan dalam otak pasien. Akan tetapi prosedur ini sama sekali tidak murah alias membutuhkan biaya yang mahal sehingga memberatkan pasien yang berasal dari latar belakang keluarga kurang mampu.
Baca juga:
Hidrosefalus: Gejala, Penyebab, dan Cerita Rizky yang Sembuh
5 Kiat Pencegahan Penyakit Hidrosefalus pada Janin dan Bayi
-
Bedah Ventrikulostomi
Sama seperti operasi vp shunt, bedah ventrikulostomi juga merupakan metode pengobatan yang lazim dilakukan pada penderita hidrosefalus.
Bedah ini adalah sebuah prosedur untuk memasang alat penyerap cairan serebrospinal yang menumpuk di kepala. Namun berbeda dengan operasi vp shunt, bedah ventrikulostomi memungkinkan dokter untuk memasang alat di luar kepala sehingga hasil dari prosedur ini dapat berupa pemasangan alat sementara atau permanen.
-
Terapi Antibiotik
Pada beberapa kasus, gejala hidrosefalus dapat diobati dengan penggunaan obat-obatan antibiotik sesuai anjuran dokter. Akan tetapi, metode ini hanya dapat diaplikasikan pada pasien yang baru menunjukkan gejal awal dan belum sampai ke tahap penumpukan cairan.
Selain terapi antibiotik , beberapa pasien juga seringkali melakukan terapi herbal untuk menyembuhkan hidrosefalus. Padahal, jika cairan sudah terlanjur menumpuk di otak, maka pengeringan area otak dengan operasi shunt dan ventrikulostomi merupakan cara yang paling efektif.
Baca juga:
Gejala Leukimia pada Anak yang Perlu Diperhatikan
Stunting Mengancam Anak Indonesia
-
Terapi Motorik
Sebagian besar pasien hidrosefalus biasanya mengalami gangguan motorik akibat kerusakan jaringan pada otak. Hal ini sangat rentan terjadi pada pasien bayi dan anak-anak yang memiliki struktur jaringan otak lebih lemah daripada orang dewasa.
Untuk mengatasi hal ini, terapi motorik merupakan solusi yang paling dianjurkan untuk mengembalikan fungsi gerak dan keseimbangan tubuh. Penting untuk dicatat bahwa terapi ini merupakan sebuah prosedur jangka panjang yang memerlukan pengawasan serius dari orang tua. Oleh karena itu, melakukan terapi motorik sejak dini adalah prioritas yang harus diutamakan bagi para penderita penyakit ini.
Akhir kata, perlu diingat bahwa timbulnya penyakit hidrosefalus akibat virus rubella dapat dicegah dengan pemberian vaksin rubella kepada bayi dan ibu hamil. Pengobatan hidrosefalus tersebut merupakan metode yang sangat efektif untuk mengurangi risiko janin atau bayi kamu terkena penyakit yang mengerikan ini. Ada banyak orang yang sedang berjuang melawan penyakit ini dan membutuhkan bantuan kamu. Kamu bisa membantu mereka dengan cara berdonasi di Kitabisa.
Bantu mereka yang membutuhkan bantuan biaya pengobatan dengan cara donasi di Kitabisa. Caranya, klik gambar di bawah ini!