Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Sumatera dan Kalimantan masih terjadi. Besarnya wilayah yang terbakar membuat api sulit untuk dipadamkan. Menurut data yang tercatat hingga Senin (16/9) sore, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan terdapat 328.724 hektar hutan dan lahan terbakar. Kebakaran tersebar di beberapa titik di Sumatera dan Kalimantan berdasarkan data dari Januari-Agustus. Hingga saat ini, terdapat lebih dari 2 ribu titik panas tersebar di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
Karhutla yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan menyebabkan kabut asap menyelimuti udara. Berbagai masalah kesehatan mulai dirasakan oleh warga akibat menghirup udara yang kotor. Tak hanya itu, kabut asap juga membawa dampak lain bagi warga Sumatera Kalimantan dan sekitarnya.
Berikut fakta-fakta kabut asap karhutla di Sumatera dan Kalimantan:
-
Kabut Asap Menyerang 6 Provinsi
6 provinsi di Indonesia yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan berstatus siaga darurat kebakaran hutan. Sementara itu, provinsi dengan lahan terbakar paling banyak terjadi di Riau dan Kalimantan Tengah.
-
Kualitas Udara Berbahaya
Pada hari Senin (16/8) kualitas udara di Palangkaraya menunjukkan kondisi berbahaya yaitu mencapai angka 2000. Kualitas udara di beberapa daerah lain juga menunjukkan kondisi yang hampir sama seperti Pekanbaru, Jambi, Pontianak, hingga Bengkulu.
-
Siswa Sekolah Diliburkan
Kondisi cuaca yang sangat buruk membuat Dinas Pendidikan daerah meliburkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di beberapa wilayah Sumatera dan Kalimantan. Mulai dari PAUD hingga SMA negeri dan swasta diliburkan demi menjaga kondisi kesehatan murid dan guru.
-
Gangguan Kesehatan Bermunculan
Kabut asap karhutla yang semakin menebal mulai membuat warga mengalami gangguan pernapasan, iritasi mata dan kulit. Menurut data, terdapat 20.000 warga yang terserang ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Puskesmas atau pusat pelayan kesehatan lainnya juga penuh didatangi oleh warga yang terpapar kabut asap, mulai dari orangtua hingga anak-anak.
-
Hewan Jadi Korban Karhutla
Karhutla tak hanya berdampak pada manusia dan tumbuhan, namun juga bagi keselamatan hewan dan mengancam keberlangsungan satwa liar yang dilindungi. Seperti yang beberapa waktu lalu dikabarkan terdapat seekor ular piton berukuran besar yang hangus terbakar bersama flora dan fauna lainnya di hutan Kalimantan.
-
Kabut Asap Menyebar ke Luar Indonesia
Asap dan udara kotor yang disebabkan oleh Karhutla Kalimantan dan Sumatera tidak hanya berdampak pada beberapa wilayah di Indonesia, namun telah menyebar hingga ke perbatasan Malaysia. Menurut pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan ASEAN Specialized Meteorological Centre (ASMC), kabut asap telah menyebar ke daerah perbatasan Kalimantan Barat dan Serawak, Malaysia pada 7 September 2019.
-
Penerbangan Dibatalkan
Kabut asap menyebabkan jarak pandang rendah. Akibatnya beberapa penerbangan menuju daerah Kalimantan dan Sumatera terpaksa dibatalkan.
Fakta-fakta di atas menunjukkan betapa besarnya dampak kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan. Ini saatnya kita #MelawanAsap bersama warga Kalimantan dan Sumatera yang terdampak kabut asap. Bantu mereka dengan cara berdonasi di Kitabisa, caranya klik gambar di bawah ini!