Bantu Perawat Palestina Menghadapi Krisis Kesehatan

March 21, 2019
Oleh : Kitabisa

Konflik antara Israel dengan Palestina menimbulkan dampak yang cukup memprihatinkan. Salah satu sektor yang terkena dampak adalah sektor kesehatan. Bukan hanya rumah sakit dan layanan kesehatan yang terbatas dalam waktu beroperasi, namun juga disebabkan oleh krisis obat-obatan dan krisis listrik yang sampai saat ini belum terpecahkan.

 

Korban Berjatuhan di Palestina

Bantu Perawat Palestina Menghadapi Krisis Kesehatan

Banyak warga Palestina menjadi korban terluka dan membutuhkan pengobatan. Para perawat Palestina tetap memberikan pertolongan kepada para korban yang terluka walaupun fasilitas medis kurang memadai. Mereka rela bertaruh nyawa demi menyelamatkan para korban. Bahkan mereka berjuang di tengah bentrokan yang sering diwarnai lemparan gas air mata.

Setiap 5 jamnya, perawat Palestina harus menangani kurang lebih 700 pasien baru korban serangan brutal oleh Israel. Selain itu banyak warga yang terserang penyakit berbahaya tetapi karena keadaan sedang krisis, para perawat Palestina dan para dokter hanya bisa melakukan pengobatan dengan fasilitas seadanya.

 

Warga Palestina Banyak yang Terkena Penyakit Kronis

Bantu Perawat Palestina Menghadapi Krisis Kesehatan

Wakil Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa banyak orang Palestina yang menderita penyakit tingkat lanjut, termasuk kanker. Mereka kesulitan untuk mendapatkan pengobatan karena tidak mendapatkan ijin menyeberangi Israel.

Menurut Kementrian Kesehatan Palestina, lebih dari 8.500 pasien warga Palestina di Jalur Gaza mengidap penyakit kanker. Pada Hari Kanker Dunia, Pusat Hak Asasi Manusia Al Mezan menerbitkan sebuah laporan tentang kondisi pasien kanker di Gaza, yang diblokade oleh Israel. Dimana sebanyak 607 kasus kanker tercatat di antaranya adalah anak-anak, yang merupakan 7% dari jumlah total penderita. Sementara jumlah wanita penderita kanker mencapai 4.705, yang merupakan 55,3% dari jumlah total. Dan sebanyak 38% dari pasien kanker di Gaza tidak dapat meninggalkan Gaza untuk menerima perawatan medis di luar negeri, sementara 5% dari pasien kanker masih ditahan oleh tentara Israel.

Blokade Israel di Jalur Gaza dan pembatasan pergerakan pasien Palestina merupakan pelanggaran yang mengancam kehidupan pasien karena hal itu membuat mereka tidak dapat mengakses perawatan yang diperlukan. Palestinian Center for Human Rights (PCHR), menyatakan terdapat 45 pasien kanker meninggal dunia antara tahun 2016 dan tahun 2018 karena blokade Israel.

 

Krisis Obat-Obatan

Bantu Perawat Palestina Menghadapi Krisis Kesehatan

Dilansir dari Middleesatmonitor.co, Kementerian Kesehatan Palestina mengingatkan bahwa krisis sedang terjadi akibat dari kurangnya obat-obatan yang diperlukan di sejumlah rumah sakit dan pusat-pusat kesehatan. Pusat Hak Asasi Manusia Al Mezan menyebut bahwa penderitaan psikologis dan fisik pasien di Gaza akibat dari kelemahan serta kekurangan peralatan diagnostik, obat-obatan, peralatan medis dan juga terapi yang beroperasi. Menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina, 45% obat dasar dan pasokan medis habis di instalasi kementerian dan 58% pasokan laboratorium serta bank darah telah habis. 

Situasi seperti ini membuat ribuan pasien di Jalur Gaza berada di ujung tanduk, karena diakibatkan kekurangan obat-obatan yang diperlukan. Departemen di sejumlah rumah sakit, seperti Unit Gawat Darurat (UGD), departemen Unit Perawatan Intensif dan operasi juga terkena dampak dari kurangnya keperluan obat-obatan mendasar.

 

Krisis Listrik Di Rumah Sakit

Bantu Perawat Palestina Menghadapi Krisis Kesehatan

Perusahaan listrik di Gaza menghentikan operasional generator listrik satu-satunya di Gaza karena tidak adanya pasokan bahan bakar yang mengakibatkan suplai listrik berkurang. Kurangnya suplai listrik di rumah sakit sangat menyulitkan para dokter dan para perawat. Selama ini terkadang  tenaga medis banyak melakukan operasi hanya dengan senter sehingga mengakibatkan banyak operasi gagal dilaksanakan.

Bahkan pada Januari 2019 lalu, Kementerian Kesehatan Gaza dalam sebuah konferensi pers di Rumah Sakit Spesialis Anak di Naser City, memperingatkan bahwa lima rumah sakit di Gaza terancam berhenti beroperasi akibat berhentinya pasokan listrik. Kelima rumah sakit tersebut adalah Rumah Sakit Spesialis Anak di Naser City, Rumah Sakit Al-Nasr, Rumah Sakit Al-Uyun, Rumah Sakit Jiwa Gaza, serta Rumah Sakit Abu Yusuf al-Najjar.

Ditulis Oleh: Samantha Widya


Mari kita ulurkan tangan kita bersama membantu para perawat Palestina agar semua warga mendapatkan perawatan medis yang memadai. Selain mengirimkan doa yang tulus untuk warga Palestina, kamu juga bisa menyisihkan sebagian rezeki untuk membantu mereka yang berada di Palestina. Dengan cara berdonasi melalui Kitabisa.

banner_palestina

Bagikan