Atresia Ani, Ketika si Kecil Terlahir Tanpa Anus

March 22, 2019
Oleh : Kitabisa

Atresia Ani merupakan terhambatnya perkembangan bentuk rektum sampai lobang anus. Mestinya, kelainan ini bisa dideteksi saat bayi masih di dalam kandungan melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG) .

 

Penyebab Atresia Ani

Atresia Ani, Ketika si Kecil Terlahir Tanpa Anus

Merujuk alodokter.com, atresia ani belum diketahui penyebab pastinya. Meski begitu, faktor genetika disebut sebagai salah satu hal yang menyebabkan munculnya gangguan perkembangan janin pada usia kehamilan 5 hingga 7 minggu ini.

Di mana dalam kondisi normal, janin di usia tersebut semestinya mengalami proses pembelahan dan pemisahan dinding pencernaan, seperti lubang anus, saluran kemih, dan kelamin.

 

Jenis-jenis Atresia Ani

Atresia Ani, Ketika si Kecil Terlahir Tanpa Anus

Perkembangan yang tidak sempurna itulah yang menyebabkan beberapa kondisi yang dikategorikan sebagai atresia ani, misalnya:

  • Lobang anus yang menyempit atau tertutup sama sekali
  • Terbentuknya fitsula atau saluran yang menghubungkan rektum dengan kandung kemih, uretra, pangkal penis, atau vagina
  • Rektum yang tidak terhubung dengan usus besar

Menurut sumber Kompas.com, di Indonesia kasus seperti ini terjadi pada 1 banding 10.000 bayi lahir hidup. Sayangnya penanganan baru dilakukan pascapersalinan, itu pun hanya dengan melalui operasi.

Tindakan awal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk mengetahui atresia ani adalah melalui pemeriksaan fisik secara menyeluruh kepada si bayi baru lahir. 

 

Tanda Klinis Atresia Ani

Atresia Ani, Ketika si Kecil Terlahir Tanpa Anus

  1. Pada bayi perempuan, jarak antara lubang anus dengan vagina cukup dekat
  2. Lubang anus tidak di tempat semestinya atau bahkan tidak ada     

Selain itu, artesia ani juga memiliki gejala khas seperti di bawah ini:

  • Selama 24 hingga 48 jam setelah lahir, bayi tidak mengeluarkan tinja
  • Tinja keluar dari vagina, pangkal penis, skortum, atau uretra
  • Perut membesar

Selain dengan mengetahui gejala dan tanda-tanda di atas, bayi yang terdeteksi artesia ani juga memerlukan pemeriksaan lanjutan. Karena biasanya, penderita kelainan kongenital seperti ini juga mengalami gangguan perkembangan pada fungsi organ lainnya. Di antaranya kelainan pada:

    1. Saluran urin dan ginjal
    2. Tulang belakang
    3. Saluran pernapasan
    4. Kerongkongan
    5. Lengan dan tukai
  • Down syndrom
  1. Kelainan pada jantung yang bersifat bawaan
  2. Munculnya penyakit hirschsprung
  3. Atresia duodenum (kelainan pada usus halus)  

Dengan demikian, perlu dilakukan pelbagai tes kesehatan, mulai dari foto rontgen untuk mendeteksi kelainan tulang; USG tulang belakang; Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk memeriksa kondisi kerongkongan, tenggorokkan, dan organ terkait; dan ekokardiografi untuk memeriksa jantung.  

 

Pengobatan Atresia Ani

Atresia Ani, Ketika si Kecil Terlahir Tanpa Anus

Seperti yang sudah disebutkan, saat ini satu-satunya pengobatan atresia ani adalah melalui operasi. Namun begitu, kondisi bayi dan kelainan yang menyertainya juga menjadi pertimbangan dalam menentukan tindakan dan penanganan lanjutan.

Sebagai contoh, dokter akan melakukan tindakan yang dinamakan perineal anoplasty, yaitu operasi untuk menutup fitsula yang terhubung dengan saluran kemih atau vagina kemudian disusul dengan membuat lubang anus di posisi yang seharusnya.

 

Bantu Galuh Sembuh dari Atresia Ani

Atresia Ani, Ketika si Kecil Terlahir Tanpa Anus

Galuh (10 bulan), putri bungsu pasangan Ika Septyana dan Sariadi ini tidak memiliki lubang anus sejak lahir. Atas saran dokter, di usia enam hari Galuh akhirnya menjalani operasi kolostomi pertamanya. Pascaoperasi, Galuh harus BAB melalui kolostominya yang ditampung dalam sebuah kantung. Karena usia Galuh semakin bertambah dan gerakannya semakin aktif, maka dalam seminggu bayi perempuan ini membutuhkan setidaknya dua hingga tiga kantung kolostomi.

Saat usia Galuh menginjak satu tahun nanti, dia akan kembali dioperasi untuk pembuatan lubang anus. Namun sebelumnya, Galuh harus melakukan pemeriksaan pada vagina yang mengalami fistula, di mana saluran kemih, lubang anus, dan vaginanya menyatu. Proses pengobatan Galuh yang masih panjang itu tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Apalagi kedua orangtua Galuh hanya berprofesi sebagai petani yang penghasilannya tidak menentu.

Oleh sebab itulah, uluran tangan dari banyak pihak menjadi sangat berarti bagi kesembuhan dan kelanjutan hidup Galuh. Yuk, donasiakan bantuan kita ke Kitabisa. Mudah-mudahan kondisi yang terjadi pada Galuh hari ini, bisa segera terlewati. 

Ditulis Oleh: Ranu Mohamad


Mari bantu mereka yang membutuhkan biaya pengobatan agar dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya. Kamu bisa membantu mereka dengan cara berdonasi  di halaman Kitabisa atau Aplikasi Kitabisa. Yuk, berbagi kebaikan!

banner_donasi_biaya_pengobatan

Bagikan