Ciri-ciri Kanker Otak dan Contoh Kasusnya di Indonesia

May 22, 2019
Oleh : Kitabisa

Secara singkat dapat dikatakan bahwa kanker otak adalah pertumbuhan sel-sel yang tidak normal di dalam otak. Walaupun pertumbuhan sel-sel itu lebih dikenal dengan tumor otak, tidak semua tumor otak merupakan kanker. Tumor otak yang menjadi kanker adalah tumor yang ganas (malignant). Karena seperti kita ketahui, tumor ada yang bersifat jinak dan ada yang ganas. Dengan kata lain, kanker otak merupakan nama lain untuk tumor ganas di otak.

 

Kanker atau Tumor Otak?

Ciri-ciri Kanker Otak dan Contoh Kasusnya di Indonesia

Tumor ganas di otak tumbuh dan menyebar secara agresif, mengalahkan sel-sel yang sehat dengan cara mengambil tempat, darah, dan nutrisi dari sel-sel sehat itu. Sama seperti semua sel dalam tubuh kita, sel-sel tumor pun membutuhkan darah dan nutrisi untuk mempertahankan hidupnya.

Jika tumor yang tumbuh dan menyebar secara agresif disebut tumor ganas, maka kebalikannya adalah tumor jinak (benign), yakni tumor yang tidak menyebar secara agresif. Secara umum, tumor jinak lebih tidak berbahaya dibandingkan tumor ganas, tapi tumor jinak pun dapat menyebabkan berbagai masalah dalam otak.

Tumor otak ada yang bermula dari dalam otak itu sendiri yang disebut tumor otak primer. Ada juga tumor otak yang bermula dari kanker pada bagian lain tubuh yang kemudian menyebar ke otak. Tumor ini disebut tumor otak sekunder atau tumor otak metastatik (yang telah menyebar).

Seperti berbagai tumor lain di dalam tubuh, penyebab pasti dari kebanyakan kanker otak sampai saat ini belum diketahui. Berbagai faktor genetik, toksin-toksin yang berasal dari lingkungan dan merokok memang memiliki keterkaitan dengan kanker otak. Namun, dalam banyak kasus penyebab yang lebih jelas tidak ditemukan.

 

Ciri-ciri Kanker Otak Primer

Ciri-ciri Kanker Otak dan Contoh Kasusnya di Indonesia

Otak terdiri dari banyak tipe sel yang berbeda-beda. Beberapa kanker otak terjadi ketika satu tipe sel berubah dari sifatnya yang normal. Perubahan itu membuat sel-sel bertumbuh dan bertambah secara tidak normal. Saat sel-sel yang tidak normal itu tumbuh, sel-sel itu akan menjadi tumor.

Tumor otak yang terbentuk dari proses ini disebut kanker otak primer, karena tumor itu berasal dari dalam otak itu sendiri ataupun berasal dari jaringan di sekitarnya, seperti membran otak (yang berfungsi untuk melindungi sistem saraf pusat), saraf kranial (terdiri dari 12 simpul saraf yang berperan vital menggerakkan otot-otot di kepala, seperti otot untuk menggerakkan pancaindra), kelenjar pituitari (induk dari semua kelenjar yang dimiliki tubuh manusia, menghasilkan hormon pertumbuhan, serta beberapa hormon lain yang mengatur fungsi kelenjar tiroid, adrenal, dan gonad) atau kelenjar pineal (untuk menghasilkan hormon melatonin).

Beberapa tumor otak primer yang umum terjadi adalah glioma(termasuk astrositoma, oligodendroglioma, dan ependimomas), meningiomas, primitif adenoma hipofisis, vestibularschwannoma, dan tumor neuroektodermal primitif(meduloblastoma). Penamaan jenis tumor otak primer itu kebanyakan berdasarkan bagian dari otak yang menjadi tempat tumbuhnya tumor atau nama tipe sel otak yang berpengaruh terhadap terjadinya tumor itu.

 

Kanker yang Bermula dari Bagian Lain Tubuh Lalu Menyebar ke Otak

Ciri-ciri Kanker Otak dan Contoh Kasusnya di Indonesia

Kanker ini disebut sebagai tumor otak sekunder yang biasanya terjadi pada orang-orang yang pernah mengalami kanker. Namun dalam kasus-kasus tertentu yang jarang terjadi, tumor otak yang telah menyebar justru menjadi penanda pertama bahwa kanker telah mulai menyebar dalam tubuh Anda. Tumor otak sekunder jauh lebih dikenal daripada tumor otak primer. Kanker apa pun dapat menyebar ke otak, tapi yang paling umum adalah kanker payudara, Usus Besar (usus besar), ginjal, paru, dan kanker melanoma (kanker kulit).

Tidak semua tumor otak menunjukkan gejala, bahkan pada beberapa jenis tumor (seperti tumor di kelenjar hipofisis) tidak ditemukan gejala apa pun sampai seseorang meninggal. Gejala kanker otak sangat banyak dan tidak spesifik. Artinya, gejala yang timbul bisa saja disebabkan oleh penyakit lain. Satu-satunya cara untuk memastikan apakah suatu gejala merupakan gejala kanker otak adalah dengan menjalani tes diagnostik.

Berbagai gejala yang timbul mungkin disebabkan oleh:
  1. Sebuah tumor yang menekan atau keluar dari bagian-bagian lain otak dan membuat bagian-bagian itu tidak berfungsi secara normal
  2. Pembengkakan pada otak yang disebabkan oleh tumor atau peradangan di sekitarnya
  3. Baik kanker otak primer maupun kanker otak yang telah metastatik memiliki gejala yang sama.

Berbagai gejala yang paling sering muncul, yakni pusing, lemas, merasa gamang (gelisah), sulit berjalan, kejang. Sementara berbagai gejala yang tidak spesifik, yaitu perubahan dalam konsentrasi, memori, perhatian, dan kewaspadaan, mual, muntah, penglihatan tidak normal, kesulitan bicara,  perubahan dalam kemampuan intelektual atau emosional secara bertahap.

Pada banyak orang, gejala-gejala ini terjadi secara perlahan sehingga luput dari perhatian baik oleh orang yang bersangkutan yang terkena kanker otak maupun pihak keluarga. Terkadang, berbagai gejala itu muncul tiba-tiba. Pada beberapa kasus, orang itu terlihat seperti mengalami stroke.

 

Faktor Risiko Kanker Otak

Ciri-ciri Kanker Otak dan Contoh Kasusnya di Indonesia

Walaupun para dokter belum dapat memastikan penyebab mutasi genetik yang menyebabkan tumor otak primer, mereka berhasil mengidentifikasi berbagai faktor yang bisa meningkatkan risiko tumor otak. Berbagai faktor risiko itu antara lain:

  1. Usia Anda. Risiko tumor otak akan meningkat sejalan usia. Walaupun tumor otak umumnya terjadi pada orang lanjut usia, tumor otak juga dapat terjadi pada usia berapa pun. Bahkan, beberapa tipe tertentu tumor otak kebanyakan hanya terjadi pada anak-anak.
  2. Terpapar radiasi. Risiko kanker otak pada orang-orang yang terpapar radiasi yang terionisasi akan meningkat. Contoh radiasi yang terionisasi adalah terapi radiasi yang digunakan untuk penyakit kanker dan radiasi yang disebabkan oleh ledakan bom atom.
  3. Berbagai bentuk radiasi yang sudah umum kita kenal seperti medan elektromagnetik dari jaringan listrik dan radiasi radiofrekuensi dari telepon seluler dan microwave oven, belum terbukti ada hubungannya dengan tumor otak.
  4. Radiasi pada kepala, berbagai kondisi tertentu yang diwariskan, dan infeksi HIV dikatakan sebagai faktor-faktor risiko yang mungkin untuk tumor otak primer. Namun, apakah ketiga faktor risiko itu memang terbukti meningkatkan risiko tumor otak? Sampai saat ini belum dapat dipastikan kebenarannya.
  5. Riwayat keluarga yang mengalami tumor otak. Walaupun kasusnya hanya sedikit, orang dengan riwayat keluarga yang mengalami tumor otak ataupun dalam keluarganya ada yang memiliki gejala genetik tumor otak akan meningkatkan risiko tumor otak pada orang tersebut.

 

Kasus Kanker Otak

Khanza adalah salah satu dari sekian banyak penderita kanker otak stadium akhir atau 4. Ia sudah menderita kanker otak sejak kelas 6 SD. Dan terus berjuang hingga sekarang berumur 22 tahun. Penyakit ini menyebabkan kondisinya tidak stabil dan tidak bisa beraktivitas seperti kebanyakan orang. Hingga saat ini ia sudah menjalani pengobatan: operasi, kemoterapi, dan radiasi. Meski saat ini Khanza sudah bisa pulang ke rumah tapi masih perlu dibantu dengan medis. Setiap harinya Khanza membutuhkan oksigen untuk membantu bernapas. Orang tuanya saat ini tidak bekerja dan penuh waktu merawat Khanza anak satu-satunya.

Ditulis Oleh: Ageng Wuri


Selain Khanza, masih banyak lagi pejuang kanker yang butuh bantuan. Kamu dapat berbagi kasih dan memberikan dukungan kepada penderita kanker yang sedang berjuang dengan cara berdonasi melalui Kitabisa. Bantuan dari kamu akan sangat berarti dan membantu mereka yang membutuhkan loh! Yuk donasi sekarang!

 

Bagikan