Ini adalah kisah dari Abah Oji (76 tahun). Setiap harinya, Abah Oji bekerja sebagai penjaga makam dengan upah 16 liter beras per bulan. Abah Oji dan istrinya, Mak Adah, tidak bisa menikmati hidup dengan nyaman dan tenang di masa tuanya.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Abah Oji dan Mak Adah juga berjualan daun pisang. Lokasi berjualan sejauh 8 km tidak mematahkan semangat keduanya. Meskipun dengan penghasilan yang tidak menentu, Abah Oji dan Mak Adah tetap berjuang untuk dapat bertahan hidup di usia senjanya.
Kondisi Gubuk Abah Oji
Abah Oji tinggal di Kampung Tangkil, Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi. Namun, kondisi rumahnya sangat memprihatinkan. Sudah beberapa tahun belakangan ini, rumahnya berdiri dengan kondisi miring. Gubuk yang terbuat dari kayu, bambu, dan berdinding bilik bambu tersebut bisa dikatakan jauh dari kata layak. Selain miring, bangunan rumah Abah Oji juga tampak lapuk dan keropos.
Gubuk yang ditempati oleh Abah Oji dan Mak Adah bisa saja sewaktu-waktu roboh. Jika hujan dan angin kencang, keduanya harus mengungsi ke rumah tetangga karena gubuk mereka bisa saja roboh dan material bangunan menimpa mereka. Bocor juga terjadi di banyak titik ketika hujan turun.
Keterbatasan Air Bersih di Gubuk Abah Oji
Selain bangunan yang miring, gubuk Abah Oji juga tidak memiliki sarana MCK (Mandi, Cuci, Kakus). Untuk mendapatkan air, Abah Oji dan Mak Adah harus berjalan sejauh 10 m. Butuh perjuangan yang sangat besar untuk menemukan air, mengingat jalan setapak yang mereka lalui berada di tengah tebing yang cukup curam.
Keinginan untuk memperbaiki rumahnya menjadi salah satu impian Abah Oji sejak lama. Namun, keterbatasan biaya mengurungkan niatnya tersebut. Jangankan untuk membangun rumah yang layak huni, bahkan untuk makan sehari-hari pun Abah Oji harus berusaha keras.
Baca juga:
Bantu Kaker Arsyad Bangun Kembali Rumahnya yang Terbakar
Rumah untuk Mbah Ndari, Lansia yang Hidup Sebatang Kara
Bantuan untuk Abah Oji dan Istrinya
Abah Oji dan Mak Adah hanya hidup berdua karena tidak memiliki anak. Di masa tuanya, mereka tidak dapat tidur dengan nyenyak karena selalu khawatir gubuknya akan roboh dan menimpa mereka.
Mendengar keadaan Abah Oji dan Mak Adah, komunitas Sahabat Kristiawan Peduli membuat galang dana di Kitabisa. Sejak tahun 2015, komunitas ini melakukan berbagai kegiatan sosial serta penggalangan dana untuk membantu warga Sukabumi dan sekitarnya yang mengalami kesulitan.
Berkat galang dana yang dibuat, Abah Oji dan Mak Adah berhasil dibangun kembali. Pada bulan April 2019, rumah miring Abah Oji mulai direnovasi. Setelah 1 bulan berlalu, tepatnya bulan Mei 2019, rumah Abah Oji sudah selesai dibangun. Kini, Abah Oji dan Mak Adah bisa tinggal di rumah yang berdiri dengan kokoh berkat bantuan para OrangBaik yang telah berdonasi.
Selain renovasi rumah, donasi yang terkumpul juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah Abah Oji seperti pembelian kasur, lemari, dan perabotan lainnya. Abah Oji juga mendapatkan bantuan hewan ternak untuk menunjang kebutuhan hidup kedepannya. Saat ini, Abah Oji dan Mak Adah bisa tidur nyenyak dan menikmati masa tuanya dengan nyaman.
Tak hanya Abah Oji dan Mak Adah, masih banyak lansia yang membutuhkan bantuan di luar sana. Kamu bisa membantu mereka dengan cara berdonasi di Kitabisa. Untuk berdonasi, klik gambar di bawah ini!