Gangguan Pendengaran dan Perjuangan untuk Kembali Dengar

August 28, 2019
Oleh : Tartila Aryani

Gangguan pendengaran atau sering disebut dengan hearing loss merupakan kondisi dimana terdapat masalah pada sistem pendengaran manusia. Pada kondisi ini, terjadi ketidakmampuan otak untuk memaknai rangsangan yang diterima dari pendengaran perifer atau koklea. Gangguan pendengaran bisa terjadi pada berbagai usia, termasuk pada anak-anak. 

Gangguan pendengaran pada anak sulit diketahui oleh orangtua karena pada saat itu anak belum bisa berkomunikasi dengan baik. Biasanya, orangtua mulai menyadari adanya keanehan pada pendengaran buah hatinya ketika anak belum bisa berbicara dengan lancar. Hal tersebut terjadi karena perkembangan bicara anak sangat erat hubungannya dengan proses perkembangan pendengarannya. 

Penyebab Gangguan Pendengaran

penyebab gangguan pendengaranKehilangan pendengaran bisa terjadi kapan saja, baik bawaan dari lahir, akibat sakit atau cidera. Beberapa faktor dapat menyebabkan munculnya masalah pendengaran ini, terutama faktor usia. Selain itu, terdapat beberapa penyebab lainnya yang dapat menyebabkan timbulnya gangguan ini. 

  1. Infeksi atau kotoran, sehingga menyebabkan rongga telinga kotor
  2. Obat-obatan. Beberapa bahan yang terkandung dalam obat-obatan tertentu dapat membuat seseorang mengalami gangguan pendengaran.
  3. Trauma yang dapat menyebabkan retaknya tulang telinga atau pecahnya gendang telinga.
  4. Penyakit tertentu seperti jantung, hipertensi, dan diabetes dapat mengganggu suplai darah ke telinga sehingga memicu gangguan pendengaran.

Sementara itu, hearing loss pada anak memiliki penyebab yang berbeda karena umumnya masalah ini telah muncul sejak awal kelahiran. Beberapa kondisi dapat menyebabkan anak mengalami gangguan pendengaran diantaranya infeksi telinga,, meningitis, campak, cacar air, flu, serta cidera kepala.

Jenis-jenis Gangguan Pendengaran

Gangguan pendengaran dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan bagian telinga serta tingkat gangguan. Berdasarkan bagian telinga, gangguan pendengaran dibagi menjadi 2 yaitu gangguan pendengaran (tuli) sensorineural yang disebabkan oleh kerusakan sel rambut sensitif di telinga, dan gangguan pendengaran konduktif yang terjadi pada gelombang suara. Sementara itu, berdasarkan tingkat gangguan, hearing loss dibagi menjadi 4, yaitu:

  1. Ringan, kesulitan menyimak perkataan dari lawan bicara yang ada di kejauhan
  2. Sedang, kesulitan mendengar dari jarak dekat.
  3. Berat, hanya dapat mendengar suara yang keras.
  4. Sangat Berat, hanya dapat mendengar suara yang sangat keras dan diterima sebagai getaran. 
Baca juga:
Perjalanan Bayi Prematur untuk Keluar dari NICU
Galang Dana untuk Kesembuhan Kanker Darah

Pengobatan Gangguan Pendengaran

Untuk mengobati masalah pendengaran, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghilangkan atau menurunkan tingkat keparahannya. Beberapa cara tersebut antara lain:

  1. Operasi, dilakukan jika penderita mengalami cidera telinga atau infeksi.
  2. Alat Bantu Dengar (ABD), membantu kemampuan penderita dalam mendengar suara.
  3. Implan koklea, operasi penanaman alat bantu di belakang telinga yang dilakukan jika tingkat gangguan sangat berat. 

Beberapa cara di atas dapat membantu penderita untuk bisa kembali mendengar dengan jelas. Namun, biaya yang dibutuhkan untuk menjalani pengobatan juga sangat besar. Tidak hanya operasi atau implan koklea, pembelian Alat Dengar juga membutuhkan dana yang cukup tinggi. 

Berikut ini adalah perjuangan mereka yang membantu keluarga atau teman mereka agar bisa kembali mendengar.

Alat Bantu Dengar untuk Gamer Indonesia

gamer indonesia

Calvin adalah seorang gamer profesional. Ia bergabung di salah satu tim gamer di usia mudanya. Meski terlahir dengan keadaan istimewa, Calvin tidak menyerah dan terus semangat untuk mewujudkan cita-citanya menjadi gamer internasional. 

Di balik semangatnya, Calvin harus berjuang untuk bisa mendengar lagi. Saat usia 2.5 tahun, Calvin sempat jatuh dan telinganya terbentur dengan keras. Akibatnya terjadi masalah pendengaran pada Calvin. Dalam kasus ini, hearing loss yang dialami Calvin disebabkan oleh kecelakaan atau rusaknya organ dalam telinga. Karena keterbatasan biaya, Ibunda Calvin hanya membawanya ke pengobatan alternatif untuk terapi. 

Aktivitas Calvin sebagai gamer mengharuskannya bisa mendengar dan berkomunikasi dengan baik. Saat turnamen atau perlombaan, Calvin kesulitan untuk berinterkasi dengan timnya. Calvin kemudian melihat temannya yang menggunakan ABD. Dari situlah muncul keinginan Calvin untuk memiliki ABD lagi. 

Pengobatan Calvin dengan ABD

Sebelumnya, Ibunda Calvin juga sempat memeriksakan anaknya ke rumah sakit. Dokter mengatakan untuk bisa mendengar Calvin harus menggunakan Alat Bantu Dengar (ABD). Calvin pernah menggunakan alat tersebut. Namun karena rusak, kini ia sudah tidak menggunakannya dan belum memiliki cukup dana untuk membeli yang baru.

Usaha yang Dilakukan Calvin untuk ABD

biaya alat bantu dengar

Berbagai cara dan usaha dilakukan Calvin untuk bisa mendapatkan ABD yang baru. Ia tidak ingin menyulitkan Ibundanya sehingga mencari bantuan dengan caranya sendiri. Calvin kemudian teringat tentang Kitabisa yang sempat ia lihat di YouTube. Ia segera mencari tahu informasi dan cara galang dana di Kitabisa melalui video di YouTube. Setelah mengerti, Calvin segera membuat galang dana untuk mendapatkan ABD. 

Galang dana Calvin berhasil mengumpulkan dana lebih dari Rp 22 juta. Semua itu bisa terkumpul dari bantuan OrangBaik yang mengetahui halaman galang dananya lewat live streaming game di YouTubenya. Teman-teman sesama gamers juga membantu Calvin dalam menyebarkan galang dananya melalui media sosial. Ibunda Calvin juga turut menyebarkan galang dana Calvin di Instagram dan Whatsapp.

Calvin Bisa Mendegar Kembali 

contoh alat bantu dengar

Berkat para OrangBaik, Calvin kini bisa mendengar lagi. Pada Januari 2019, Calvin mengunjungi ABDI (Alat Bantu Dengar Indonesia) untuk membeli satu set Alat Bantu Dengar. Calvin sangat senang dan berterima kasih kepada para OrangBaik yang telah mewujudkan impiannya untuk bisa mendengar. Kini, komunikasi Calvin tidak akan terhambat.

Operasi Implan Koklea untuk Nara

gangguan pendengaran pada anak

Danendra Nararya Hannan atau akrab disapa Nara tumbuh menjadi anak yang aktif. Namun seiring perkembangan usianya, orangtua Nara merasa ada kejanggalan dalam proses pendengaran buah hatinya. Saat usia 7-8 bulan, keluarga mulai menyadari bahwa Nara tidak dapat merespon dengan baik adanya bunyi atau suara.Saat usia 15 bulan, keluarga memutuskan untuk memeriksakan Nara ke rumah sakit. Di rumah sakit, Nara melakukan tes BERA (Brain Evoked Response Audiometry). Hasilnya, Nara diketahui mengalami Profound Hearing Loss (gangguan pendengaran berat) dan hanya bisa mendengar suara di atas 95db. Suara itu, setara dengan deru pesawat jarak dekat yang bagi orang umum suaranya sangat keras dan bising.

Baca juga:
Galang Dana untuk Pengobatan Atresia Bilier
Bayi Mungil Berjuang Melawan Penyakit Sepsis dan NRDS

Nara Sempat Menggunakan Alat Bantu Dengar

Hal pertama yang dilakukan oleh keluarga Nara adalah membelikannya Alat Bantu Dengar (ABD) agar pendengarannya bisa berkembang. Namun, setelah satu tahun menggunakan ABD, hasil yang diberikan kurang maksimal dan pendengaran Nara belum menunjukkan perkembangan yang signifikan. Hingga usianya 2 tahun lebih, Nara baru bisa mengucapkan beberapa kata. Seperti yang dituliskan di atas bahwa perkembangan bicara anak sangat berkaitan dengan proses pendengarannya, seperti yang dialami Nara. 

Operasi Implan Koklea Agar Nara Bisa Dengar

operasi implan koklea

Saat umur Nara 3 tahun, keluarga memutuskan untuk mengambil tindakan lebih lanjut karena kondisi Nara yang tidak mengalami kemajuan. Keluarga kemudian mencoba alternatif lainnya dengan operasi implan koklea. Hal tersebut dilakukan karena melihat cerita dan pengalaman orang-orang yang telah melakukan implan koklea sebelumnya. Pada kasus mereka, banyak penderita yang berhasil dan mengalami kemajuan.

Sebelum melakukan operasi, Nara harus melakukan serangkaian proses pemeriksaan diantaranya CT Scan, MRI, dan cek lab. Selama proses pemeriksaan itu, orangtua Nara berusaha untuk mengumpulkan biaya operasi implan koklea yang sangat besar. 

galang dana operasi

Besarnya biaya membuat orangtua kesulitan memenuhi semuanya. Beruntung, salah satu teman Ibunda Nara menyarankan untuk buat galang dana di Kitabisa. Ibunda Nara, Ferli, telah mengetahui tentang Kitabisa namun ragu untuk membuat galang dana karena merasa banyak anak yang lebih membutuhkan daripada Nara. Namun setelah diyakini oleh teman dan keluarga, serta kondisi Nara yang sangat membutuhkan operasi, Ferli kemudian galang dana di Kitabisa dibantu oleh temannya. 

Nara Bisa Mendengar dan Mulai Berbicara dengan Jelas

pengobatan gangguan pendengaran

Berkat bantuan OrangBaik, Nara kini berhasil melakukan operasi implan koklea. Namun setiap satu minggu sekali, ia masih harus menjalani terapi mendengar dan bicara. Dalam setahun, Alat Bantu Dengar Nara juga harus diperiksa dan diatur ulang sebanyak 8 kali. Hal tersebut dilakukan agar kondisi pendengaran Nara tetap baik dan tidak mengalami gangguan.

Ferli sangat berterima kasih atas bantuan para OrangBaik yang telah berdonasi dan membantu Nara agar bisa mendengar panggilan sayang orangtuanya. Setelah membuat galang dana di Kitabisa, Ferli sering mendapatkan pertanyaan seputar gangguan pendengaran dan galang dana di Kitabisa. Bagi Ferli, galang dana sebagai bentuk perjuangannya untuk buah hati dan bahan berbagi cerita dan pengalaman kepada orangtua yang juga sedang berjuang agar anaknya bisa mendengar.


Seperti kisah-kisah di atas, kamu juga bisa bantu keluarga, teman, atau kerabat yang sedang berjuang untuk sembuh dan butuh biaya pengobatan dengan cara galang dana di Kitabisa. Klik gambar di bawah ini!

Bagikan