Malnutrisi atau kekurangan gizi sering ditemukan di negara berkembang. Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa sekitar 32% atau 181,9 juta anak yang tinggal di negara berkembang menderita gizi buruk. Bahkan, sebanyak 2,9 juta anak di Indonesia juga mengalami gizi buruk. Sebenarnya, apa sih penyebab gizi buruk, dampak, dan cara pengobatan gizi buruk pada anak? Yuk, disimak.
Penyebab Gizi Buruk pada Anak
Malnutrisi atau yang dikenal sebagai gizi buruk terjadi ketika asupan gizi dan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi tidak sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Kondisi gizi buruk tidak terjadi dalam waktu yang cepat. Berikut ini beberapa penyebab gizi buruk:
- Kondisi kesehatan yang terjadi dalam jangka panjang sehingga menyebabkan kehilangan nafsu makan, muntah, sakit, diare, penyakit hati, kanker, dan penyakit paru-paru.
- Kesehatan mental seperti depresi atau skizofrenia yang memengaruhi keinginan untuk makan.
- Kondisi yang mengganggu kemampuan untuk menyerap nutrisi atau mencerna makanan.
- Perekonomian yang rendah sehingga anak tidak memperoleh makanan dengan gizi dan nutrisi yang cukup.
Baca juga:
Apa yang Dimaksud dengan Gizi Buruk?
Masalah Gizi Buruk di Indonesia
Dampak Gizi Buruk pada Anak
Ketika nutrisi anak tidak tercukupi, anak-anak akan menderita berbagai macam penyakit dan gangguan kesehatan, seperti malnutrisi. Malnutrisi atau gizi buruk memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan. Berikut ini adalah dampak-dampak gizi buruk pada anak:
-
Badan kurus, pendek, atau kegemukan
Gizi buruk akan berdampak pada tumbuh kembang yang tidak sempurna. Tubuh anak-anak akan terhambat bahkan bisa menyebabkan terhentinya pertumbuhan sebelum waktunya. Tubuh anak bisa menjadi pendek (stunting) dan kurus (wasting).
-
Risiko terkena penyakit infeksi
Dampak gizi buruk lainnya yang dapat dialami anak-anak adalah risiko terkena penyakit infeksi. Hal ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh yang rentan terhadap penyakit karena kekurangan nutrisi dalam tubuh. Kekurangan nutrisi pada tubuh juga akan membuat fungsi organ tubuh terganggu.
-
Kecerdasan berkurang
Anak-anak yang menderita gizi buruk sejak bayi, mengalami penurunan kecerdasan. Bahkan 65% dari anak-anak yang menderita malnutrisi memiliki IQ di bawah 90. Hal ini disebabkan pembentukan jaringan otak tidak sempurna akibat kurang nutrisi.
-
Kematian
Dampak terburuk dari kondisi gizi buruk adalah kematian. Anak-anak yang memiliki kondisi pertumbuhan yang tidak sempurna seperti tubuh yang pendek, mempunyai risiko meninggal empat kali lebih besar dibandingkan anak yang sehat.
Cara Pengobatan Gizi Buruk pada Anak
Pengobatan gizi buruk pada anak tergantung pada kesehatan dan tingkat malnutrisi yang diderita. Penderita gizi buruk membutuhkan asupan nutrisi berupa protein dan kalori yang mencukupi. Akan tetapi, pemberian nutrisi pada anak harus dilakukan secara bertahap.
Di tahap awal, anak-anak yang mengalami gizi buruk harus diberi asupan kalori yang berguna untuk memenuhi kebutuhan energinya. Setelah kebutuhan kalori terpenuhi, asupan protein dapat diberikan. Beri makanan yang mengandung kalori dan protein melalui camilan. Minuman yang diberikan juga harus mengandung kalori dengan kadar yang tinggi.
Ketika memberikan makanan yang mengandung protein kepada anak, berikan protein dari kadar yang paling rendah secara bertahap. Kemudian naikkan kadar protein perlahan agar saluran pencernaan anak tidak terkejut dengan makanan mengandung asupan protein dan kalori yang tinggi. Namun, pastikan ketika melakukan perawatan, tetap berkonsultasi dengan dokter untuk menjaga dan mengontrol keadaan anak yang mengalami gizi buruk.
Gizi buruk pada anak memiliki dampak yang cukup mengkhawatirkan bagi tumbuh kembang. Mari kita bantu melawannya agar pada tahun 2030 Indonesia terbebas dari gizi buruk. Caranya adalah dengan berdonasi melalui Kitabisa. Ayo, salurkan bantuanmu!