Dari total penduduk, Indonesia memiliki jumlah penduduk lanjut usia yang lebih dari tujuh persen. Hal ini membuat Indonesia memasuki negara berpenduduk tua atau aging society. Para lansia menghadapi sejumlah rintangan dalam menjalankan kehidupan. Sebanyak 61,6 persen dari jumlah penduduk menjelang renta. Sementara itu, 25 persennya sudah tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari.
Banyaknya kasus kekerasan pada orang tua dan nasib mereka yang ditelantarkan menunjukkan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap orang-orang lanjut usia. Nah, bagaimana caranya membantu mereka? Pahami dahulu penjelasan di bawah ini.
Hanya Sedikit Orang Lanjut Usia yang Tergolong Sehat dan Bugar
Berdasarkan data dari kategori Spektrum Kerentanan di Indonesia pada tahun 2013, hanya ada 13,2 persen penduduk lanjut usia yang termasuk sehat dan bugar. Kelompok ini masih bisa beraktivitas fisik secara aktif sehari-hari. Kemudian, terdapat lebih dari 60 persen orang lanjut usia yang memiliki penyakit, tetapi masih bisa berkegiatan seperti biasa. Sisanya adalah orang-orang usia lanjut yang sudah sangat renta dan berada dalam kondisi yang buruk.
Risiko renta yang sangat besar inilah yang memengaruhi kualitas hidup. Dalam jurnal berjudul “Frailty and the Prediction of Negative Health Outcomes: A Meta-Analysis”, ada 1,8 hingga 2,3 kali lipat orang lanjut usia yang mempunyai risiko kematian. Selain itu, sebanyak 1,2 hingga 1,8 kali lipat orang usia lanjut membutuhkan pengobatan maksimal di rumah sakit. Berikutnya, dari 1,6 hingga 2 kali lipatnya berisiko kehilangan aktivitas sehari-hari.
Masyarakat Usia Lanjut Tidak Seharusnya Dicampakkan
Di samping risiko-risiko yang telah disebutkan di atas, masih banyak orang-orang lanjut usia yang tak mendapatkan kehidupan layak. Mereka harus berusaha memenuhi kebutuhan untuk bertahan hidup, tidak peduli dengan keterbatasan secara fisik maupun finansial. Tak jarang, orang-orang lanjut usia yang memiliki keluarga justru ditelantarkan oleh anak mereka sendiri.
Masyarakat yang berusia tua tidak lagi seperti orang-orang muda yang masih bisa mandiri dan memiliki fungsional serta kognisi yang baik. Orang-orang lanjut usia mau tidak mau harus bergantung dengan orang lain dan membutuhkan perawatan yang intensif. Belum lagi, pelayanan publik untuk lanjut usia di Indonesia belum sepenuhnya maksimal.
Baca juga:
Kisah Kakek Arsyad yang Bangun Kembali Rumahnya yang Terbakar
Saminem, Wanita Berumur 50 tahun Jadi Tulang Punggung Keluarga
Bantu Lansia bersama Kitabisa
Banyaknya jumlah orang usia lanjut yang kurang mampu di Indonesia seharusnya bisa mengetuk pintu hati siapa pun untuk melakukan kebaikan. Hanya karena usia mereka yang sudah tidak muda lagi, bukan berarti membuat mereka terlupakan. Di tengah keterbatasan, masih banyak orang-orang lanjut usia yang tidak menyerah dan terus mensyukuri kehidupan.
Seharusnya, ini menjadi inspirasi untuk orang-orang berusia muda yang masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan lancar. Jika kamu ingin menolong mereka, mari ikuti program penggalangan dana untuk orang-orang lanjut usia yang diselenggarakan oleh Kitabisa. Platform donasi daring yang aman dan tepercaya ini membantumu untuk meningkatkan kepedulian sosial.
Akses situs atau unduh aplikasinya di ponselmu untuk kemudahan berdonasi kapan pun dan di mana pun. Berbagai metode pembayaran yang disediakan akan membuat proses donasi menjadi lebih praktis. Bantuan yang kamu berikan nantinya akan disalurkan dalam berbagai bentuk, misalnya pembangunan tempat tinggal atau pemberian kebutuhan pokok.
Ternyata, ada banyak orang lanjut usia yang masih terus memperjuangkan hidupnya dari hari ke hari. Yuk, tumbuhkan rasa peduli dan bantu para lansia yang kurang mampu agar bisa mendapatkan hidup yang lebih baik. Caranya adalah dengan menyisihkan sebagian uangmu dan mendonasikannya di Kitabisa. Hidup pun akan terasa lebih berkah jika bisa membantu sesama.