Eritroderma merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi kemerahan di permukaan kulit karena faktor inflamasi. Selain permukaan kulit yang kemerahan, kondisi ini juga disertai pengelupasan pada lapisan paling luar. Karena itu banyak juga yang menyebut kondisi ini dengan nama dermatitis eksfoliatif.
Eritroderma sebenarnya kasus yang jarang terjadi namun dapat menyerang orang di segala rentang usia. Kasusnya lebih banyak menimpa pria dibanding wanita. Sebagian besar penderita umumnya sudah memiliki penyakit kulit atau kondisi sistemik yang berkaitan dengan eritroderma. Sekitar 30% kasus yang terjadi merupakan kasus idiopatik (penyakit yang tidak diketahui penyebab pastinya).
Penyebab Eritroderma
Banyak orang yang memiliki kelainan kulit kronis termasuk penyakit autoimun, dermatitis seboroik, dan eksim, juga dapat mengalami dermatitis eksfoliatif. Selain itu penggunaan jenis obat-obatan tertentu seperti obat sulfa, barbiturat, fenitoin, obat tekanan darah tinggi dan obat-obatan lain yang diaplikasikan ke kulit juga bisa memicu eksfoliasi berlebih. Beberapa jenis kanker seperti leukemia dan limfoma juga bisa menyebabkan sel kulit mengelupas dengan cepat.
Gejala Eritroderma
-
Perubahan pada Kulit dan Kuku
Penderita pada awalnya mungkin akan mengalami pengelupasan kulit secara masif diikuti dengan munculnya warna kemerahan dan peradangan. Permukaannya akan terasa kasar dan bersisik. Di area yang terkelupas akan terasa gatal dan nyeri. Selain itu, bentuk kuku penderita akan berubah jadi lebih tebal dan bergerigi.
-
Gejala yang Mirip Flu
Penderita dermatitis eksfoliatif juga mungkin akan mengalami gejala yang mirip seperti flu mulai dari demam hingga kedinginan. Hal ini terjadi karena pengelupasan area kulit yang luas dapat memengaruhi thermometer internal dan menyebabkan tubuh kehilangan panas akibat kulit yang rusak. Tubuh lantas tidak dapat mengontrol suhu tubuhnya dengan baik dan penderita akan merasa sakit.
-
Komplikasi dari Pengelupasan
Ketika pengelupasan terjadi terus menerus, lapisan epidermis kulit akan kehilangan kemampuannya menyerap nutrisi penting. Penderita juga akan kehilangan protein dan elektrolit yang bisa membahayakan kesehatan secara keseluruhan.
Bisakah Eritroderma Sembuh Total?
Penanganan pada masalah kulit ini biasanya bergantung pada penyebab awalnya. Jika kelainan kulit ini muncul karena obat, penghentian konsumsi biasanya dapat mengurangi tingkat keparahannya. Kalau penyebabnya adalah kanker seperti limfoma dan leukemia, kemungkinan untuk sembuh akan semakin besar.
Sedangkan untuk kasus yang sifatnya idiopatik, proses penyembuhan mungkin akan berjalan lebih sulit karena tidak diketahui. Pasien hendaknya berkonsultasi secara rutin dengan dokter untuk mendapatkan penanganan terbaik.
Pasien juga disarankan untuk beristirahat cukup, memperbanyak konsumsi makanan yang tinggi protein serta kalori, memperbanyak konsumsi cairan, menjaga kebersihan diri serta lingkungan dan hindari mengonsumsi obat yang tidak diresepkan oleh dokter. Kelainan kulit ini tidak hanya membuat penampilan penderitanya jadi berbeda. Rasa sakit, gatal dan nyeri yang menyertainya kerap membuat pasien merasa tidak nyaman.
Jika kamu memiliki teman atau keluarga yang memerlukan bantuan pengobatan, kamu bisa bantu mereka dengan galang dana di Kitabisa. Caranya, klik gambar di bawah ini.