Autisme atau gangguan spektrum autisme atau autism spectrum disorder (ASD) adalah gangguan kesehatan yang menyerang mental dan saraf otak yang memengaruhi kemampuan anak dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang di sekitarnya.
Anak yang mengidap autis cenderung membatasi diri. Dalam beberapa kasus anak pun kerap mengalami masalah perilaku, seperti mudah marah dan sering mengamuk tanpa alasan jelas. Anak akan kesulitan memahami pikiran, keinginan, dan perasaannya sendiri.
Hal itulah yang menyebabkan anak autis sulit mengekspresikan dirinya, baik melalui kata, mimik wajah, gerak tubuh, dan sentuhan. Selain kesulitan berinteraksi, anak autis juga sering melakukan akegiatan berulang, cenderung tidak tertarik dengan hal-hal baru, dan obsesif.
Fakta Tentang Autisme yang Wajib Diketahui
Kendati kasus autisme di Indonesia cukup tinggi setiap tahunnya, masih banyak orang yang awam terhadap gangguan ini. Agar kamu lebih paham, tak ada salahnya untuk menyimak sejumlah fakta tentang autis berikut ini.
-
Bisa Didiagnosis Sejak Dini
Tak banyak yang mengetahui bahwa anak di bawah umur delapan belas bulan sudah bisa didiagnosa mengidap gangguan autis. Namun, pada beberapa kasus, diagnosis ini baru bisa dilakukan pada anak berusia sekitar dua tahun.
-
Gejala Autis Tidak Selalu Sama
Tidak semua anak autis mengalami gejala yang sama, tergantung tingkat keparahan. Namun, secara umum, gejala autis menyerang kemampuan berinteraksi sosial dan berkomunikasi. Alih-alih berkumpul bersama teman, anak autis lebih suka menyendiri.
Pada beberapa kasus, gangguan autis menyebabkan anak sering melakukan pengulangan gerak, menghindari kontak mata, peka terhadap suara dan cahaya, sensitif terhadap sentuhan, dan terobesi dengan mainan tertentu.
-
Autis Lebih Banyak Diderita Anak Laki-laki
Faktanya, autis lebih banyak diidap oleh anak laki-laki daripada perempuan. Konon, hal ini terjadi karena anak laki-laki mewarisi satu kromosom dari ibu (X) dan satu kromosom dari ayah (Y). Jika kromosom X kehilangan rangkaian DNA terdekat atau gen PTCHD1, maka ia berpeluang menderita autis atau gangguan mental lainnya.
-
Vaksin Bukan Penyebab Autisme
Banyak orang yang menganggap autis disebabkan oleh vaksin. Faktanya, autis tidak ada kaitannya dengan vaksin ataupun imunisasi.
-
Anak Autis Pasti Genius
Banyak orang menganggap bahwa setiap anak autis pasti genius. Faktanya, hanya segelintir anak autis yang diberkahi dengan kecerdasan di atas rata-rata dan menguasai bidang tertentu, seperti seni, sains, atau teknologi.
-
Autisme Bisa Disembuhkan
Autis merupakan gangguan yang tidak dapat disembuhkan. Hingga saat ini belum ada obat yang mampu menyembuhkan autis, hanya mengurangi gejala dan tingkat keparahannya saja.
Perawatan Anak Autis
Merawat anak autis memang membutuhkan tenaga dan kesabaran ekstra. Tak jarang, anak akan menolak keberadaan orang tua atau saudaranya sendiri. Meskipun demikian, anak autis membutuhkan dukungan, perhatian, dan kasih sayang penuh.
Berbeda dengan anak normal, anak autis membutuhkan waktu yang lama untuk mencerna kejadian yang berlangsung, termasuk mengubah kebiasaan berulang dan perilaku buruk. Anak autis cenderung kesulitan untuk beradaptasi sehingga orang tua wajib membimbing anak agar terbiasa dengan lingkungan sekitarnya.
Adapun beberapa cara untuk membantu anak autis mandiri, antara lain sebagai berikut.
- Lakukan rutinitas rutin untuk membantu anak mengurangi kebiasaan mengulang sesuatu.
- Selalu libatkan diri dalam kegiatan anak, seperti bermain bersama atau melakukan hal yang anak suka. Dengan cara ini, anak akan percaya dan terbiasa dengan orang di sekitarnya.
- Ikuti program terapi anak berkebutuhan khusus.
Baca juga:
Mengenal Trisomi 13, Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
Kenali Penyakit Langka Sindrom Hunter
Kamu bisa bantu mereka yang sedang berjuang melawan penyakitnya dengan berdonasi di Kitabisa. Klik gambar di bawah ini untuk donasi.