Atrofi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan hilang atau berkurangnya ukuran salah satu bagian dari tubuh. Pengurangan ukuran ini secara langsung juga dapat mengurangi fungsi bagian yang terdampak.
Atrofi bisa disebabkan oleh berbagai faktor baik genetik, lingkungan, gaya hidup atau efek samping dari penyakit tertentu. Gejala paling umum dari atrofi yakni bagian tubuh yang tampak mengecil atau pelemahan di beberapa sisi tubuh. Ada banyak kondisi, penyakit atau kecelakaan yang bisa menimbulkan efek samping berupa atrofi.
Pada kasus berat yang termasuk patologis, atrofi memang bisa berbahaya dan bersifat permanen. Namun sebenarnya atrofi juga bagian dari perkembangan alami manusia saat proses homeostasis. Misalnya saja munculnya kerutan di wajah, rambut yang menipis dan hilangnya gigi. Ini juga termasuk atrofi namun dalam kategori normal atau tidak berbahaya.
Jenis-jenis Atrofi
Karena memiliki banyak penyebab, jenis atrofi juga beragam. Beberapa jenis atrofi bisa kamu simak pada uraian berikut ini!
-
Atrofi Denervasi
Atrofi ini adalah kondisi mengecilnya tulang dan otot secara progresif diakibatkan oleh tubuh yang tidak aktif dalam waktu lama. Kasus atrofi ini sering ditemukan pada pasien yang memiliki penyakit kronis seperti kanker atau HIV. Mereka biasanya akan mengalami penurunan kepadatan dan massa otot yang membuat tubuh tampak mengecil dari yang seharusnya.
-
Cachexia
Cachexia merupakan kondisi atrofi di mana otot tubuh menjadi bagian yang terdampak. Penyakit ini bisa menyerang pasien yang sering tidur dalam kondisi cedera tulang belakang atau orang yang mengalami cacat mendadak. Atrofi ini juga bisa menyerang orang yang sehat. Misalnya saja seorang atlet yang sedang beristirahat dari musim perlombaan. Karena otot tidak digunakan dan bebannya berkurang, massanya bisa menurun. Karena itu para atlet tidak boleh meninggalkan latihan meskipun sedang tidak dalam musim pertandingan untuk mencegah terjadinya atrofi.
-
Atrofi Otot
Atrofi otot merujuk pada pelemahan otot rangka yang membentuk dan menggerakkan tubuh kita. Ketika otot yang ada tidak digunakan dalam waktu lama, misalnya pada kasus kelumpuhan atau koma, massanya akan terus menurun.
-
Atrofi neurogenik
Jenis ini mengacu pada kondisi yang lebih parah. Atrofi ini tidak hanya memengaruhi otot tapi juga sampai ke saraf. Ketika saraf sudah ikut terdampak, maka proses penyembuhannya bisa lebih kompleks lagi. Faktor yang bisa menyebabkan kerusakan saraf ini termasuk konsumsi alkohol berlebih, racun hingga cedera.
-
Atrofi Otot Spinal
Atrofi adalah kondisi yang juga bisa dibawa seseorang sejak lahir. Jenis atrofi otot spinal misalnya, adalah gangguan tulang belakang bawaan yang diderita 1 dari 40 orang. Atrofi ini secara khusus menyerang neuron motorik yang ada di bagian sumsum tulang belakang. Akibatnya, penderita bisa kehilangan kendali terhadap ototnya.
-
Atrofi Otak
Jenis atrofi otak adalah salah satu kondisi yang terjadi ketika otak kehilangan sel-sel penyusunnya dan mengalami penyusutan. Atrofi otak biasanya hanya terjadi pada salah satu sisi saja. Pasien biasanya akan mengalami gangguan fungsi kognitif, daya ingat, berbicara hingga bergerak.
Untuk melakukan diagnosis, dokter biasanya akan melakukan pengukuran massa tubuh yang terdampak, menguji darah, melakukan tes MRI hingga pemeriksaan saraf. Penyembuhan atrofi sendiri bervariasi, tergantung penyebabnya. Atrofi otot biasanya bisa ditangani dengan terapi namun atrofi yang disebabkan oleh penyakit akan memerlukan bantuan obat-obatan.
Baca juga:
Atresia Duodenum: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
Kenali Gejala dan Cara Mendiagnosis Herpes
Kamu bisa bantu mereka yang membutuhkan biaya pengobatan atrofi dan penyakit lainnya dengan cara berdonasi di Kitabisa. Untuk berdonasi, klik gambar di bawah ini!