Lumpuh otak atau disebut juga dengan Cerebral Palsy (CP) merupakan kondisi yang terjadi akibat adanya kerusakan pada jaringan otak. Hal ini menyebabkan gangguan pada postur dan gerakan tubuh. Umumnya, hampir sebagian besar kasus cerebral palsy terjadi sejak bayi dilahirkan.
Penyebab Umum Lumpuh Otak
Kendati belum diketahui penyebab pasti cerebral palsy, bakteri meningitis atau virus ensafalitis dicurigai menjadi salah satu penyebabnya. Pasalnya, penyakit meningitis berisiko menyebabkan perdarahan otak pada bayi yang bisa memicu cerebral palsy.
Cedera yang terjadi selama kehamilan dan melahirkan pun dapat menyebabkan terjadinya cerebral palsy. Selain itu, cerebral palsy bisa terjadi karena infeksi selama proses kehamilan, hipoksia.
Oleh karena itu, sangat penting bagi wanita yang ingin memiliki anak untuk melakukan vaksin sebelum mengandung. Pasalnya, ibu hamil yang melakukan vaksin selama kehamilan dapat menyebabkan janin cacat. Selain itu, kelahiran prematur juga dapat meningkatkan risiko cerebral palsy.
Penyebab lain yang meningkatkan risiko anak terkena cerebral palsy, antara lain sebagai berikut.
- Infeksi saat kehamilan
- Janin mengalami stroke
- Mutasi genetik
- Bayi mengalami infeksi yang menyebabkan peradangan di sekitar otak
- Kepala bayi mengalami cedera karena benturan atau jatuh
- Kurangnya pasokan oksigen ke otak selama persalinan berlangsung
Gejala Cerebal Palsy
Secra umum, gejala cerebral palsy ditandai dengan pergerakan lengan dan kaki bayi yang abnormal, bentuk otot yang buruk, sulit makan, berbicara, dan berjalan, postur tubuh abnormal, tubuh kaku, koordinasi buruk, dan tatapan mata tampak seperti orang yang tengah marah atau emosi.
Agar lebih jelas, simak cerebral palsy berikut ini.
Pada bayi di bawah usia enam bulan
- Tubuh lemas
- Tubuh menjauh ketika dipeluk
- Ketika tangan ditarik, kepala tidak terangkat
- Kaki kaku dan bersilang ketika tubuhnya diangkat
Pada bayi di atas usia enam bulan
- Hanya bisa mengulurkan satu tangan sembari mengepal
- Kesulitan mengunyah makanan
Pada bayi di atas usia sepuluh bulan
- Merangkak dalam posisi miring
- Mendorong menggunakan satu tangan dengan kaki menyeret
- Tidak bisa merangkak, hanya bisa menggerakkan pantat dalam kondisi duduk
- Hipertonik
Selain gejala di atas, terdapat gejala lain yang wajib kamu waspadai, yakni kejang, otot kaku, kesulitan dalam menelan, jalan berjinjit, mengeluarkan air liur terus-menerus, dan gangguan penglihatan, pendengaran, dan sulit berbicara.
Jenis Cerebal Palsy
Terdapat empat jenis cerebral palsy yang perlu kamu ketahui, di antaranya sebagai berikut.
-
Spastic Cerebral Palsy
Hampir 75% jenis cerebral palsy yang diderita anak adalah Spastic Cerebral Palsy. Pada kasus ini, anak kesulitan menggerakkan lengan, kaki, dan punggung. Alhasil, anak sulit mengatur pergerakan otot dan tampak kaku. Dampaknya, gerakan anak pun terbatas.
-
Dyskinetik Cerebral Palsy
Jenis cerebral palsy ini ditandai dengan sejumlah gelaja, yakni dystonia (gerakan berulang dan memutar), chorea (gerakan tidak terduga yang sulit dikendalikan), athetosis (gerakan menggeliat), postur tubuh buruk, sulit berbicara, dan sulit menelan.
-
Ataxic Cerebral Palsy
Ataxic cerebral palsy merupakan kondisi yang memengaruhi tubuh anak secara keseluruhan. Akibatnya, anak akan memiliki masalah koordinasi dan keseimbangan. Pergerakannya pun lambat dan kerap tak terkendali. Anak yang mengidap ataxic cerebral palsy akan kesulitan berjalan dan duduk tegak.
-
Campuran Cerebral Palsy
Sesuai dengan namanya, jenis ini merupakan kombinasi dari dua atau seluruh jenis cerebral palsy. Namun, yang paling sering terjadi adalah campuran spastic dengan dyskinetik.
Untuk menghindari hal tidak diinginkan, segera kunjungi dokter ketika anak mengalami beberapa gejala cerebral palsy yang telah dijelaskan di atas.
Kamu bisa bantu mereka yang membutuhkan bantuan biaya pengobatan dengan cara berdonasi di Kitabisa. Untuk berdonasi, klik gambar di bawah ini!