Penambahan kasus corona di Jakarta memang semakin tak terkendali. Setiap harinya angka penambahan kasus COVID-19 di Jakarta menyentuh angka 1000 kasus, sehingga jumlah total kasus corona di Jakarta berjumlah 57.469 kasus. Banyak kasus positif yang ditularkan oleh kerabat terdekat, baik dari keluarga maupun teman. Cerita yang sama juga dialami oleh Put** yang terinfeksi corona setelah berkumpul dengan sahabatnya.
Perhatikan Keluarga, Put** Lupakan Kondisi Pribadi
Put** adalah seorang karyawan swasta bidang advertising di Jakarta Selatan. Ia tinggal terpisah dengan keluarganya yang saat ini tinggal di Bogor. Kasus corona di Jabodetabek membuatnya khawatir akan kondisi keluarganya. Bukan tanpa alasan, sebelumnya adiknya memiliki riwayat penyakit TBC dan ibunya sakit hipertensi. Adiknya baru dinyatakan sembuh TBC awal tahun ini, sehingga Put** tak ingin keluarganya terpapar virus karena akan berdampak ke kesehatan mereka.
Sayangnya, Put** yang selama ini selalu mengingatkan keluarganya untuk menjaga kebersihan protokol kesehatan justru abai dengan dirinya sendiri hingga ia terpapar virus corona.
Lupakan Protokol Kesehatan, Put** Positif COVID-19
Awalnya, ia diajak bertemu oleh sahabatnya yang baru datang dari luar kota. Put** sempat menolak dan menyarankan sahabatnya untuk melakukan rapid test terlebih dahulu sebelum bertemu. Hasilnya, temannya dinyatakan non reaktif saat itu dan mereka akhirnya bertemu.
Seperti sahabat pada umumnya, saat bertemu pun mereka berpelukan dan banyak bercerita. Beberapa hari kemudian, tiba-tiba badannya demam naik turun, tenggorokannya gatal, dan suara serak. Namun, saat itu ia masih berpikir mungkin ia kecapekan setelah ia sempat olahraga dan begadang sebelumnya.
Setelah 3 hari, sakitnya tak kunjung sembuh, justru ia semakin merasakan sesak dan nafasnya pendek. Kemudian,ia menerima kabar dari sahabatnya yang mengabarkan bahwa ia telah melakukan swab test dan hasilnya positif. Put** sangat kaget mendengarnya, ia kemudian mulai menyadari gejala sakitnya sama dengan gejala orang terpapar corona.
Akhirnya, Put** mencari informasi tes rapid drive thru terdekat. Dari sana diperoleh hasil non reaktif. Namun, melihat sakitnya tak kunjung sembuh akhirnya ia melakukan swab test mandiri untuk memastikan statusnya. Ia menangis dan kaget saat menerima hasil tes yang menyatakan ia positif COVID-19, ia tak ingin keluarganya tertular olehnya.
Perjuangan Put** untuk Sembuh
Setelah berdiskusi dengan dokter, ia disarankan untuk melakukan isolasi mandiri saja. Untungnya, sahabatnya berbaik hati menawarkan tempat untuk isolasi mandiri dengannya karena Put** tak memungkinkan untuk isolasi di kosnya. Put** hanya bisa bersedih dan menangis saat itu, ia menyesal sempat mengabaikan protokol kesehatan.
Di tengah kesedihannya, ada sesama yang membantunya melewati ini semua. Mereka adalah keluarga donatur Saling Jaga. Sebagai anggota Kitabisa Saling Jaga, Put** berhak untuk menerima bantuan sebesar Rp 5 juta yang dikumpulkan dari dana bersama. Ia sangat bersyukur bisa tergabung di Kitabisa Saling Jaga bersama dengan keluarga lainnya, karena disaat seperti ini ia tak merasa sendirian. Nantinya, bantuan ini akan ia gunakan untuk membiayai pengobatan serta swab test lanjutan hingga ia dinyatakan sembuh.
Seperti Put**, kamu juga bisa daftarkan diri dan keluarga kamu di Kitabisa Saling Jaga sebagai perlindungan kesehatan penyakit kritis dan COVID-19.