Apa Perbedaan Miom dan Kista?

Banyak orang beranggapan bahwa miom dan kista ovarium adalah dua jenis tumor jinak yang sama padahal keduanya berbeda. Anggapan inilah yang kerap membuat penderita miom maupun kista ovarium salah dalam mengenali penyakitnya.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui perbedaan keduanya agar proses pencegahan maupun pengobatan dapat berjalan optimal dan tepat. 

 

Perbedaan Miom dan Kista

perbedaan miom kista

Sebenarnya, miom dan kista ovarium cukup mudah dikenali dari bentuk serta letaknya. Miom merupakan sel jinak dari otot dinding rahim, sedangkan kista ovarium merupakan kantung cairan yang berkembang di indung telur atau ovarium. Kista dapat tumbuh di ovarium bagian kanan, kiri, maupun keduanya. 

Agar lebih jelas, perbedaan antara keduanya dibedakan berdasarkan penyebab dan gejala. 

Perbedaan Miom dan Kista Ovarium Berdasarkan Penyebab

Adapun perbedaan miom dan kista berdasarkan penyebabnya, antara lain sebagai berikut. 

  1. Genetik

    Bisa dibilang, faktor genetik merupakan penyebab terbanyak kasus miom. Jika keluarga Anda pernah memiliki riwayat miom, maka risiko Anda terserang miom pun semakin tinggi.

  2. Hormon

    Produksi hormon progesteron dan esterogen di dalam ovarium dapat memicu pertumbuhan miom.

  3. Menstruasi Terlalu Dini

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mengalami menstruasi di bawah usia sepuluh tahun lebih rentan terkena miom. Sementara kista ovarium dapat tumbuh secara alami di dalam tubuh wanita ketika tengah mengalami menstruasi ataupun masa subur. Namun, kista dapat memicu masalah serius, seperti Sindrom Polisistik Ovarium (PCOS) dan endometriosis.  

Perbedaan Miom dan Kista Ovarium Berdasarkan Gejala

Lantaran tidak menimbulkan gejala, miom seringkali tidak terdeteksi sejak dini. Terlebih jika ukurannya tergolong kecil dan jumlahnya sedikit. Inilah salah satu alasan mengapa miom lebih sering terdeteksi secara tidak sengaja ketika pemeriksaan kesehatan ataupun USG rahim.  Kendati demikian, pada beberapa kasus tertentu, miom dapat ditandai dengan perdarahan, nyeri pada panggul ketika menstruasi, perut kram, dan sering buang air kecil.

Tak berbeda jauh dengan miom, kista ovarium juga hampir tidak menimbulkan gejala. Gejala kista ovarium biasanya muncul ketika ukurannya mulai membesar dan menyebabkan perut membuncit, kembung, mual, muntah, nyeri pada payudara, sakit di paha atau punggung belakang, dan nyeri ketika berhubungan seksual. 

Jika kista sudah masuk tahap lebih serius, maka gejala dapat disertai dengan demam, nyeri pada panggul, dan lemas.

Baca juga:
Penyebab dan Cara Mendeteksi Kista
Berbagai Faktor Risiko dan Jenis Tumor Otak

 

Pengobatan

pengobatan miom

Dapatkah miom dan kista ovarium disembuhkan? Pada kondisi ringan, yakni gejala belum terlalu berat, dokter biasanya menganjurkan untuk rutin melakukan pemeriksaan untuk memantau petumbuhan miom atau kista.

Sementara pada gejala yang sudah berat dan mengganggu aktivitas, dokter akan menyarankan pengobatan lanjutan. Pasalnya, jika tidak ditangani dengan tepat, kista serta miom dapat menyebabkan komplikasi, seperti pecahnya kista, torsi ovarium, serta anemia. 

Salah satu pengobatan miom yang biasa dilakukan dokter adalah dengan memberikan hormon menggunakan pil KB maupun hormon gonadotropin. Jika miom berukuran besar atau berjumlah banyak, maka dokter akan pomenyarankan pembedahan untuk mengangkat miom.  Sementara pengobatan kista ovarium biasanya dilakukan dengan pemberian hormon. Operasi pengangkatan kista ovarium hanya disarankan apabila ukuran kista sangat besar dan dicurigai terdapat kanker.


Punya anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan seperti miom, kista, atau penyakit lainnya dan memerlukan dana pengobatan? Kamu bisa bantu mereka dengan galang dana di Kitabisa.

galang dana di Kitabisa