Ini Ciri-Ciri Tuberkulosis yang Jarang Disadari

TBC atau Tuberkulosis merupakan penyakit paru-paru yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Pasien TBC akan mengalami gejala berupa batuk berdahak dan terkadang mengeluarkan darah yang berlangsung lebih dari 3 minggu.

Kuman TBC ini dapat ditularkan melalui percikan ludah dari penderita TBC saat berbicara, bersin, atau batuk. Tak hanya menyerang paru-paru, kuman ini juga menyerang tulang, usus, atau kelenjar. 

 

Siapa saja yang Rentan Terkena Penyakit ini?

Tuberkulosis sering menyerang kelompok tertentu, yaitu:

  • Penderita Diabetes Melitus (kencing manis), malnutrisi, penderita HIV atau penyakit lain yang sistem kekebalan tubuhnya melemah.
  • Orang yang melakukan kontak dengan pasien TBC.
  • Orang yang tinggal di area dengan kondisi kesehatan yang buruk.
  • Pengguna alkohol atau obat-obatan terlarang.
  • Pekerja medis yang merawat pasien TBC, seperti dokter atau perawat.
  • Orang yang tinggal atau bekerja satu tempat dengan pasien TBC.
  • Orang yang bepergian ke tempat banyak penderita tuberkulosis seperti daerah yang masih berkembang seperti Asia, Amerika Selatan, Eropa Timur atau Rusia. 

 

Pencegahan Tuberkulosis

tuberkulosis adalah

TBC ini bisa dicegah melalui pemberian vaksin, yang sebaiknya dilakukan sebelum bayi berusia 2 bulan. Sementara, pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  • Menutup mulut saat tertawa, batuk, atau bersin.
  • Mengenakan masker saat berada di tempat ramai.
  • Tidak meludah atau berdahak sembarangan.
Baca juga:
Hal yang Perlu Kamu Ketahui Tentang TBC
5 Penyebab Kanker Paru-paru yang Patut Diwaspadai

 

Ciri-Ciri Tuberkulosis

Lalu apa saja ciri-ciri Tuberkulosis yang jarang disadari orang? Berikut penjelasannya. TBC ini memiliki gejala-gejala yang muncul dapat berupa:

  • Batuk berdahak dan berlangsung selama lebih dari 3 minggu.
  • Selanjutnya menghasilkan dahak berwarna abu-abu atau kuning yang dapat  bercampur dengan darah.
  • Tidak napsu makan.
  • Berat badan turun.
  • Mudah lelah.
  • Demam.
  • Berkeringat pada malam hari, diawali dengan demam, lalu keringat berlimpah dan menggigil.
  • Panas dingin.
  • Nyeri dada saat batuk atau bernapas sehingga bisa menyebabkan sesak napas.
  • Warna urin berubah menjadi keruh atau kemerahan.

Perlu diketahui jika tidak semua kuman TBC yang masuk ke paru-paru langsung menimbulkan gejala. Kondisi yang tidak menimbulkan gejala ini dikenal sebagai TBC laten, saat kuman TBC  bersembunyi atau tertidur hingga berubah aktif secara klinis. Selain itu TBC laten juga tidak menular. Bakteri TBC ini bisa aktif dan mulai menunjukkan gejala setelah melalui periode waktu tertentu. Bisa saja beberapa minggu bahkan beberapa tahun, kesemuanya tergantung pada daya tahan dan kondisi kesehatan pasien.

Jika pasien memiliki sistem kekebalan tubuh yang melemah seperti  pada penderita HIV, kanker, atau pasien yang menjalani kemoterapi, maka TBC akan berkembang lebih cepat.  Selain itu, tidak hanya menyerang paru-paru, kuman TBC juga bisa menyerang organ tubuh lain, yaitu ginjal, otak, usus, atau TBC kelenjar.

Baca juga:
Penyakit Pneumonia yang Menyerang Sistem Pernapasan
Kenali Masalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut

 

Pengobatan Tuberkulosis

pengobatan tbc

Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan mengonsumsi obat-obatan selama 6 bulan atau lebih. Metode pengobatan TBC ini biasanya akan diberikan 3-4 antibiotik harian. Setelah beberapa minggu, pasien akan merasa lebih baik. Namun, meskipun gejala TBC sudah hilang, bukan berarti bakteri MTB sudah hilang dari tubuh. 

Oleh karenanya pengobatan harus dilakukan secara tuntas, tidak bisa berhenti setengah-setengah. Hal ini karena bakteri MTB dapat tersisa di tubuh pasien dan bisa kembali menyebar ke tubuh lain dan menular. Apalagi bila pasien menggunakan antibiotik yang tidak tuntas, bakteri MTB akan kebal sehingga pengobatan Tuberkulosis menjadi lebih sulit.


Kamu bisa membantu penderita penyakit tuberkulosis agar segera sembuh dengan berdonasi di Kitabisa. Caranya, klik gambar di bawah ini!

bantu biaya rumah sakit