Penularan Penyakit Rabies & Cara Mengobatinya

Rabies merupakan jenis penyakit menular yang diakibatkan oleh virus rabies yang menginfeksi otak dan sistem saraf manusia. Sekitar 90% penularan rabies berasal dari anjing, baik melalui air liur, gigitan, maupun cakaran.

Penyakit rabies atau yang juga sering disebut dengan “anjing gila” ini tergolong penyakit berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Selain anjing, hewan lain yang berisiko menularkan virus rabies yaitu kucing, monyet, musang, dan kelinci.

 

Bagaimana Penularan Penyakit Rabies?

penularan rabies

Dilansir dari Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, penyakit rabies bisa menular melalui tiga cara:

  1. Penularan rabies dari hewan ke manusia, bisa melalui gigitan, jilatan (air liur) pada selaput mukosa, luka terbuka, anus, dan genitalia.
  2. Penularan rabies dari manusia ke manusia. Hal ini bisa terjadi ketika orang yang sudah terinfeksi rabies berinteraksi atau melakukan kontak langsung air liur dengan orang lain, misalnya lewat berciuman.
  3. Penularan rabies dari orang ke orang. Ditjen P2P Kemenkes menyebut bahwa transplantasi kornea mata pada pasien rabies juga mempertinggi risiko penularan penyakit ini.  

Namun, tidak semua gigitan atau cakaran hewan liar/peliharaan akan menyebabkan rabies. Penularan penyakit ini juga ditentukan oleh lokasi dan tingkat keparahan gigitan. Dibutuhkan waktu yang relatif lama bagi virus rabies untuk menuju saraf melalui sumsum tulang belakang, sebelum akhirnya sampai ke otak. Oleh karena itu, pasien yang baru terkena gigitan anjing rabies masih punya peluang besar untuk sembuh dengan menjalani terapi atau suntik anti rabies.

Umumnya gejala rabies baru akan muncul setelah 4-12 minggu. Gejala awal yang dialami biasanya meliputi demam, sakit kepala, kesemutan, dan otot melemah. 

 

Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Rabies

pencegahan rabies

Post-exposure prophylaxis (PEP) merupakan proses pengobatan yang dilakukan setelah seseorang terpapar virus rabies. Tujuannya untuk membantu tubuh melawan virus penyebab infeksi pada otak dan sistem saraf. PEP bisa dilakukan lewat:

  • Pemberian obat-obatan lokal
    Dilakukan dengan cara mencuci luka minimal 15 menit dengan air bersih dan sabun antiseptik sesegera mungkin setelah paparan. Lalu diakhiri dengan meneteskan povidone iodine.
  • Suntik vaksin rabies yang ampuh dan efektif (mengikuti standar WHO).
  • Pemberian vaksin rabies immunoglobulin (RIG), jika diperlukan.

Di samping menjalani pengobatan, kamu juga dianjurkan untuk melakukan langkah-langkah pencegahan untuk menghindari penularan penyakit rabies sebagai berikut:

  • Melakukan vaksinasi lengkap pada hewan peliharaan
  • Tidak membiarkan hewan peliharaan berkeliaran di luar rumah untuk menghindari penularan virus rabies dari hewan lain
  • Membakar bangkai hewan yang sakit, terutama yang terinfeksi rabies
  • Menghindari kontak langsung dengan hewan liar
  • Melindungi diri dengan suntik vaksin anti rabies

Kalau kamu tinggal di daerah di mana banyak terdapat hewan liar yang terinfeksi rabies, sesegera mungkin cari pertolongan medis jika digigit anjing atau kucing. Jangan anggap sepele dengan alasan tidak melihat tanda mengkhawatirkan, sebab gejala penyakit rabies biasanya baru muncul setelah beberapa minggu.


Kamu bisa bantu mereka yang membutuhkan bantuan biaya pengobatan dengan cara berdonasi di Kitabisa. Untuk berdonasi, klik gambar di bawah ini!

banner_donasi_biaya_pengobatan