Muhammad Sadeena Ali Kamnie atau biasa dipanggil Ali adalah putra pertama dari pasangan Maya dan Bambi. Saat usia Ali menginjak 10 bulan, ia terdiagnosis memiliki penyakit hirschprung ( tidak ada saraf di ususnya). Kondisi ini membuat Ali tidak bisa BAB dari anus. Lalu bagaimana Ali menghadapinya?
Hirschprung membuat Ali harus Operasi Colostomy (pemasangan Kantong di perutnya)
Ali yang tidak memiliki saraf untuk buang air besar, membuatnya harus dioperasi pemasangan colostomy pada usianya yang baru 3 hari. Pemasangan colostomy ini dilakukan agar Ali tetap bisa buang air besar tapi melalui kantong di perutnya.
Ali terserang Infeksi Usus yang sangat berat
A post shared by Kitabisa.com (@kitabisacom) on
Anak dengan hirschprung sangat rentan terkena penyakit entercolitis atau radang usus. Pada awal tahun lalu, Ali terdiagnosis dengan penyakit entercolitis atau radang usus. Penyakit ini terjadi diduga karena penangangan yang tidak tuntas dan berkembang menjadi sepsis.
Penyakit sepsis merupakan infeksi usus yang sangat berat, dan mengganggu fungsi organ tubuh Ali lainnya.
Rangkaian Pengobatan Ali Panjang, Sahabat Orang Tua Ali Galang Dana untuk Bantu
Saat Ali mengalami infeksi sepsis, Ali sempat mengalami penurunan HB dan trombosit hingga 30 ribu dari normalnya 150 ribu. Ali pun membutuhkan transfusi darah agar bisa melanjutkan pengobatan untuk sepsisnya. Setelah mengobati sepsis, barulah Ali bisa melakukan operasi penutupan colostomy bag agar bisa BAB secara normal melalui anus.
Mengetahui kalau proses pengobatan Ali masih sangat panjang, Annisa dan Angga ( sahabat orang tua Ali) memutuskan untuk galang dana demi kesembuhan Ali. Kedua sahabat orang tua Ali ini melakukan galang dana lewat kitabisa.com.
Lewat campaign: kitabisa.com/doauntukali , Annisa dan Angga berhasil mengumpulkan donasi sebanyak 309 juta lebih dari 831 donatur hanya dalam hitungan hari.
Operasi Ali berjalan Lancar dan Sudah Diizinkan Pulang ke Rumah
A post shared by Kitabisa.com (@kitabisacom) on
Setelah mendapatkan pengobatan selama 2 minggu lebih, infeksi sepsis Ali berangsur membaik. Kondisi klinis Ali juga terus membaik dan bisa melakukan operasi untuk penutupan colostomynya. Operasi penutupan colostomy ini berjalan lancar dan membuat tim dokter mengizinkan Ali untuk pulang ke rumah.
Setelah operasi, Ali tetap harus melakukan control ke dokter bedah 3 minggu setelah operasi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa kembali apakah diperlukan tindakan operasi selanjutnya atau tidak.
Nah, itulah kisah inspiratif perjuangan Ali melawan penyakit hirschprung. Biaya pengobatan yang besar pun terbantun dengan adanya galang dana online yang dilakukan oleh Annisa dan Angga. Lewat galang dana di Kitabisa, kamu bisa dengan mudah berdonasi dan memberikan dukungan atau doa untuk Ali.
Seperti Annisa dan Angga, kamu juga bisa menolong keluarga, sahabat, atau siapapun yang butuh bantuan biaya pengobatan lewat galang dana di Kitabisa. Melalui galang dana di Kitabisa, kamu bisa menerima donasi dari keluarga, sahabat, dan para donator yang tergerak membantu.
Kamu juga bisa konsultasi mengenai galang dana untuk biaya pengobatan di Kitabisa dengan cara, klik: ktbs.in/tanya atau kirim pesan WhatsApp ke nomor 081315532353.