Trisomi 18 atau dikenal juga dengan Sindrom Edward adalah kondisi yang terjadi karena adanya kesalahan dalam pembelahan sel. Saat kesalahan terjadi, muncullah tambahan salinan untuk kromosom ke-18.
Istilah trisomi dalam dunia medis merujuk pada kemunculan 3 pasang kromosom dalam sel yang harusnya hanya ada sepasang. Sama seperti trisomi 13, trisomi 18 juga terjadi akibat penggandaan jumlah kromosom saat pembentukan sel. Jika dalam trisomo 13 yang berjumlah 3 adalah kromosom ke-13, maka pada trisomi 18 terdapat 3 buah kromosom ke-18 dalam sel tubuh.
Trisomi 18 atau yang dikenal dengan istilah Sindrom Edward adalah suatu kondisi yang terjadi karena kesalahan dalam pembelahan sel yang disebut disjungsi meioisis. Saat kesalahan ini terjadi, muncullah tambahan salinan untuk kromosom ke-18.
Individu yang mengalami kelainan ini akan terganggu perkembangannya secara signifikan bahkan bisa mengancam jiwa. Kebanyakan kasus trisomi 18 bahkan bisa berujung pada kematian di dalam kandungan (keguguran). Sindrom Edward terjadi pada 1 dari 2.500 kehamilan di Amerika Serikat dan 1 dari 6.000 kelahiran hidup.
Tidak seperti down Syndrom yang juga terjadi akibat dari munculnya tambahan kromosom, trisomi 18 terkait dengan komplikasi medis yang mengancam jiwa di bulan-bulan dan tahun-tahun awal setelah kelahiran. Penelitian menunjukkan hanya ada 50% bayi yang dilahirkan dengan kondisi ini yang bisa bertahan hidup. Bayi perempuan memiliki tingkat peluang hidup yang lebih tinggi dibanding bayi laki-laki.
Baca juga:
Mengenal Gejala Trisomi 13, Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
Belajar dari Keteguhan Adam dan Kedua Orang Tua dalam Melawan Dunia
Perbedaan Trisomi 18 dengan Trisomi 13
Pada dasarnya dalam beberapa gejala, baik trisomi 13 maupun trisomi 18 sama-sama memunculkan gangguan fisik yang terlihat langsung. Bayi dengan kelainan trisomi 13 atau Sindrom Patau biasanya terlahir dengan berat badan di bawah rata-rata. Bayi dengan trisomi 18 juga biasanya tampak ringkih dengan ukuran kepala yang kecil.
Jika individu dengan Sindrom Patau mengalami masalah kelainan pada rongga mulut dan bibir, anak dengan Sindrom Edward biasanya juga lahir dengan kelainan sendi,yang mana lengan dan kaki akan membungkuk dan sulit digerakkan.
Bayi dengan Sindrom Edward juga umumnya memiliki gangguan pendengaran, pertumbuhan yang lambat, kejang, tekanan darah tinggi, masalah ginjal, dan skoliosis (melengkungnya tulang belakang). Pada laki-laki, testis terkadang gagal turun ke bagian skrotum.
Sebagian besar bayi yang lahir dengan kelainan ini memiliki masalah yang akan mengganggu hampir semua fungsi tubuhnya. Mayoritas penderitanya akan mengalami hampir semua masalah termasuk jantung, kesulitan makan serta peningkatan kerentanan terhadap infeksi. Faktor yang terakhir inilah yang sering mengakibatkan individu tidak bisa bertahan dan akhirnya meninggal.
Baca juga:
Hal yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Ventilator
5 Penyebab Kanker Paru-paru yang Patut Anda Waspadai
Pengobatan Sindrom Edward dan Kasusnya di Indonesia
Karena kelainan ini terjadi secara genetik, belum ada pengobatan yang bisa benar-benar menyembuhkan trisomi 18. Dengan penanganan medis yang tepat, bayi pengidap Sindrom Edward bisa selamat. Sejumlah kecil di antaranya (kebanyakan adalah perempuan) biasanya bisa bertahan hingga usia 20 bahkan 30 tahunan meskipun harus menggunakan berbagai bantuan sepanjang hidupnya.
Salah satu kasus trisomi 18 yang ada di Indonesia terjadi pada bayi bayi Sky. Lahir pada tahun 2014, Sindrom Edward yang muncul menyebabkan Sky mengalami banyak masalah termasuk kelainan jantung. Setelah berjuang melewati berbagai macam operasi, bayi Sky akhirnya berpulang September 2018 lalu.
Kasus trisomi yang dialami bayi Sky bukanlah yang pertama dan satu-satunya di Indonesia. Penanganan yang intens yang membutuhkan banyak biaya menjadi kunci keselamatan para pejuang trisomi 18 ini. Kalau salah satu anggota keluargamu mengalami masalah yang sama, kamu bisa bantu mereka dengan menggalang dana melalui Kitabisa dengan membuat kampanye di sini. Yuk lebih aware dengan sindrom ini agar apa yang menimpa bayi Sky tidak terulang lagi!
Sedih sekali, ya melihat perjuangan pengidap trisomi 18 seperti bayi Sky yang tidak bisa bertahan? Untuk mendukung pejuang trisomi 18 lain yang ada di luar sana, kamu juga bisa menjadi donatur.
Kamu bisa berdonasi di Kitabisa untuk bantu mereka yang membutuhkan bantuan biaya perawatan menggunakan Aplikasi Kitabisa. Dengan Aplikasi Kitabisa, kamu bisa berbagi dimanapun dan kapanpun. Yuk, download Aplikasi Kitabisa dan kamu dapat berbagi kebaikan mulai dari Rp 1000!
Atau klik gambar di bawah ini jika kamu ingin langsung berdonasi di kitabisa.com!