Pernah mendengar tentang skizofrenia? Kondisi ini termasuk salah satu gangguan mental atau gangguan kejiwaan yang ditandai dengan terganggunya proses berpikir dan respons emosi yang lemah. Ciri paling mudah dikenali pada penderita skizofrenia biasanya berupa halusinasi, paranoid, waham/delusi, atau pola berpikir dan berbicara yang kacau.
Perilaku-perilaku di atas merupakan bagian dari gejala psikosis yang membuat penderita skizofrenia kesulitan membedakan kenyataan dengan pikirannya sendiri. Penyakit skizofrenia bisa disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya:
- Genetik
- Faktor kimia otak
- Komplikasi persalinan
- Penggunaan obat-obatan tertentu
- Sosial dan lingkungan
- Kondisi psikologis
Fase dan Gejala Skizofrenia
Setiap penderita skizofrenia umumnya mengalami gejala tertentu tergantung di fase mana ia berada. Menurut medis, perjalanan penyakit skizofrenia dibagi menjadi 4 fase, yakni premorbid, prodromal, aktif, dan residual.
-
Fase Premorbid
Untuk fase premorbid lazimnya dimulai saat penderita berusia remaja. Meski sangat mungkin dipengaruhi oleh faktor genetik dan neurologis, tahapan skizofrenia awal ini bisa dipicu oleh sifat kepribadian si penderita, misalnya terlalu pemalu, suka menarik diri dari pergaulan, perilaku antisosial, dll.Pada fase ini, penderita akan mulai mengalami halusinasi dan mendengar suara-suara tertentu. Kondisi biasanya akan diperparah dengan kejadian pahit seperti kegagalan dalam pekerjaan, asmara, pendidikan, maupun lingkungan.Saat sedang dalam fase premorbid, seseorang akan mulai berfantasi dalam batas yang wajar dan normal, baik fantasi indah maupun yang sebaliknya. Sayangnya, masyarakat awam sering mengasosiasikan fase awal ini dengan gangguan makhluk halus (ketempelan).
-
Fase Prodromal
Fase kedua ini merupakan gejala skizofrenia lanjutan. Pada tahap ini, penderita akan lebih sering mengalami halusinasi, bisa dalam hitungan minggu, bulan, bahkan tahun. Makin tingginya intensitas halusinasi secara langsung akan membuat penderita makin senang menarik diri dari lingkungan. Studi menyebutkan bahwa fase prodromal pada pengidap skizofrenia bisa berlangsung antara 2 sampai 5 tahun. Diperlukan penanganan yang serius dan tepat guna menghindari penyakit berkembang menuju fase aktif.
-
Fase Aktif
Jika penderita skizofrenia sudah sering mengalami halusinasi, inkoherensi, gangguan afek, bahkan sampai waham pada intensitas yang tak bisa dikendalikan, kemungkinan besar dia sudah berada di fase aktif. Mayoritas penderita skizofrenia baru atau mulai serius melakukan pengobatan/terapi ketika sudah berada di fase ini.
-
Fase Residual
Merupakan tahap paling parah dari penakit skizofrenia. Pada fase ini, penderita akan mulai mendengar suara-suara negatif yang cenderung memerintah, seperti “ayo pukul”, “ayo bunuh diri”, atau “ayo bunuh”. Ini disebabkan oleh ketidakseimbangan bagian tertentu dalam otak (neurotransmiter). Untuk menanganinya, dokter biasanya akan meresepkan obat-obatan khusus untuk mengendalikan pikiran dan perilaku si pasien.
Bagaimana Skizofrenia Diobati?
Pengobatan skizofrenia biasanya meliputi pemeriksaan fisik dan mental secara menyeluruh, konseling keluarga atau bahkan sosial, serta pemeriksaan laboratorium (jika diperlukan). Pasien skizofrenia bisa menjalani rawat inap atau rawat jalan tergantung gejala dan keluhan yang dirasakan. Untuk mengatasi keluhan seperti depresi, gangguan cemas, atau sulit tidur, dokter akan memberikan obat antipsikotik.
Baca juga:
Radang Otak: Gejala, Penyebab, dan Cara Menggobatinya
Ini 5 Tipe dan Penanganan Skizofrenia
Setiap penderita skizofrenia punya kesempatan untuk sembuh asal ditangani secara baik dan serius. Kamu juga bisa ikut berperan untuk kesembuhan mereka dengan membantu biaya pengobatan lewat donasi di Kitabisa. Caranya, klik gambar di bawah ini!