Selamat hari veteran! Setiap tanggal 10 Agustus, kita memperingati Hari Veteran Nasional untuk menghormati jasa para putra putri Indonesia yang mendedikasikan dirinya sebagai angkatan militer membela bangsa untuk memperjuangkan kemerdekaan.
Namun, di masa modern, siapakah sebenarnya para veteran bangsa?
Mereka adalah orang-orang yang telah berpengalaman dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat. Di Kitabisa, mereka adalah para veteran galang dana yang mendedikasikan waktu dan tenaganya untuk menjembatani gotong royong membantu yang membutuhkan! Berikut adalah kisah inspiratif para veteran galang dana:
1. Nady Azhry, Karyawan Swasta yang Menggalang Dana Pengobatan Seorang Ojol
“Waktu itu, tim saya mau ngirim barang karena lagi ada acara kantor. Tau-tau, dia ngabarin kalau drivernya (Mas Umar) kecelakaan. Tapi, saya kaget drivernya masih sempet nitipin paket sama temennya biar tetap dianter ke saya..” ujar Nady.
Mas Umar, seorang ojol yang harusnya mengantarkan paket ke Nady Azhry mengalami kecelakaan yang mengakibatkan pendarahan di otaknya. Merasa kasihan melihat kondisi mas Umar, Nady memutuskan untuk bikin galang dana di Kitabisa. Terutama, setelah melihat kondisi keluarga Mas Umar yang masih shock dan kebingungan. Apalagi kondisinya, Mas Umar adalah kepala keluarga yang menafkahi keluarganya.
Jika mas Umar terbaring di RS, siapa yang akan menafkahi mereka? Siapa yang bisa membantu membayar pengobatan Mas Umar yang butuh penanganan segera? Ternyata di luar ekspektasi, banyak sekali teman-teman di sosial media yang mau sebar halaman galang dana Nady dan ikut donasi. Alhamdulillah, sekarang kondisi Mas Umar udah mulai membaik.
2. Syifa Luthfiyah, Mahasiswa KKN yang Ingin Membangun Jalan Kp. Cibengang
“Jalan ini satu-satunya akses untuk warga Kampung Margajaya pergi ke kebun dan warga Kampung Cibengang turun ke kota. Tapi, udah bertahun-tahun rusak dan tidak mengalami perbaikan” ungkap Syifa.
Mahasiswa KKN ini merasa tergerak untuk menggalang dana membangun jalanan kampung Cibengang ini. Alasannya sangat sederhana. Jalan ini tak hanya penghubung antar kampung tapi juga akses masyarakat untuk mencari nafkah, hingga berobat. Dengan adanya batu-batu besar dan lubang yang dalam, mungkin akan ada masyarakat yang telat mendapat pengobatan saat membutuhkan. Mungkin juga, akan ada waktu yang terbuang sia-sia di jalan, yang sebenarnya bisa mereka manfaatkan untuk mengolah kebun.
Syifa akhirnya memutuskan untuk membuat galang dana di Kitabisa. Niat baik ini juga disambut oleh lebih dari 200 #OrangBaik dan berhasil mengumpulkan dana puluhan juta.
3. Para Pecinta Lingkungan yang Menanam Pohon dalam Gerakan Offsetting Carbon Footprint
Kondisi Indonesia yang semakin padat dengan industrialisasi membuat semakin banyak polutan yang tersebar. Mengetahui hal yang kedepannya akan membahayakan Indonesia, bukan satu atau dua orang tetapi beberapa pecinta lingkungan melakukan Gerakan Offsetting Carbon Footprint untuk menghindari hal tersebut.
Tujuannya untuk mengurangi emisi dan polusi udara dengan menanam pohon. Selain itu, dapat menjaga ekosistem dan menurunkan penularan penyakit hewan ke manusia karena habitat mereka tidak terganggu. Satu pohon akan ditanam dari setiap donasi sebesar Rp 10.000 yang dikumpulkan. Pohon-pohon ini juga nantinya akan berguna untuk menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat lokal.
World Resource Institute (WRI) Indonesia dan beberapa NGO lingkungan berhasil menanam lebih dari 5000 pohon di Pulau Bintan, Kerinci Jambi, dan Aceh. Berkat #OrangBaik, sebanyak 378* Ton Kg CO2 akan diserap. Indonesia menjadi lebih hijau dan asri dengan kontribusi dari ribuan #OrangBaik dalam penanaman pohon.
4. Sahruldin, Mahasiswa yang Bantu Pakde Heri Si Pelindung Kucing Terlantar
“Saya melihat Pakde Heri sering membantu kucing-kucing yang terlantar di jalanan bahkan sampai ada orang yang tega membuang kucingnya dan entah kenapa orang-orang pada suka buang kucingnya di dekat rumah Pakde Heri.” ujar Sahruldin
Pakde Heri memang dikenal sebagai pelindung kucing terlantar. Sudah menjadi kebiasaan bagi Pakde Heri untuk memberi makan kucing-kucingnya, membersihkan tempat makan, kandang dan kotoran kucing-kucingnya. Rasa cintanya pada kucing-kucingnya sangat besar karena kucing-kucing yang dirawatnya sudah menemani Pakde Hari dalam kesehariannya.
Sahruldin tidak habis pikir dengan orang-orang yang tega membuang kucing begitu saja. Namun, Sahruldin juga merasa kasihan dengan Pakde Heri. Semakin hari, semakin banyak kucing yang Pakde Heri rawat. Biaya untuk merawat kucing-kucing terlantar itu tidak sedikit, belum lagi jika ada yang sakit.
Dengan niat baik untuk membantu Pakde Heri agar tetap bisa merawat kucing-kucing yang disayanginya itu, Sahruldin membuka galang dana di Kitabisa dan berhasil mengumpulkan puluhan juta dari ribuan #OrangBaik.
5. Lexi Stefanus, Musisi Jalanan yang Berjuang Demi Kesembuhan Anak Angkatnya
“Sampe saya relain jual alat-alat musik saya buat pengobatan Fachira.” ujar Lexi Stevanus, ayah angkat Fachira.
Sempat berpikir, salah apa bayi yang tidak tahu apa-apa sampai dibuang oleh orang tua kandungnya. Fachira yang pada saat itu baru berumur 5 bulan dibuang oleh orang tua kandungnya dalam keadaan infeksi paru, kelainan, dan kejang. Demi menebus biaya pengobatan Fachira, Lexi Stevanus rela melakukan apapun sampai menjual alat-alat musiknya.
Karena perjuangannya dan berkat bantuan #OrangBaik, kini Fachira sembuh dari penyakitnya. Hingga Maret kemarin, Fachira genap berumur 1 tahun, dan keadaannya semakin membaik sekarang.
Kisah mereka patut dijadikan sebagai contoh, terutama di zaman sekarang. Masa dimana individualisme semakin terasa padahal gotong royong harus diutamakan agar mencapai tujuan bersama. Namun, mereka yang berjuang tapi bukan untuk diri sendiri melainkan demi kepentingan orang lain adalah orang-orang yang patut diapresiasi.
Kamu juga bisa menginspirasi seperti mereka untuk membantu sesama, mulai dari lingkunganmu di masa pandemi ini. Yuk, bulatkan tekad dan klik ini untuk lindungi orang lain di sekitarmu dengan galang dana di Kitabisa!