Waktu Imsak dan Subuh, Apa Perbedaannya?

April 23, 2020
Oleh : Kitabisa

Saat bulan Ramadhan tiba, alih-alih sekadar melihat jadwal salat, kita juga harus memerhatikan jadwal imsak dan berbuka puasa. Beberapa kalender menambahkan waktu imsak beberapa menit sebelum adzan subuh. Tujuannya adalah untuk mengingatkan kita agar berhenti dari makan sahur. Tapi, ada juga sebagian orang yang baru benar-benar berhenti sahur saat adzan subuh berkumandang. Lantas sebenarnya apa yang membedakan antara imsak dengan subuh?

 

Pengertian Waktu Imsak dan Subuh

waktu imsak dan subuh

Kata imsak berasal dari bahasa Arab yakni amsaka-yumsiku-imsaaka yang artinya menahan. Secara istilah, imsak merupakan waktu di mana seorang muslim yang sedang makan sahur harus menahan segala hal yang membatalkan puasa. Waktunya biasanya 10 hingga 15 menit sebelum adzan subuh.

Sedangkan subuh merupakan waktu berkumandangnya adzan yang menjadi penanda dimulainya pelaksanaan salat subuh. Lantas, apakah sebenarnya yang membedakan antara waktu imsak dengan subuh. Pada dasarnya waktu imsak dan waktu subuh itu adalah hal yang sama. Yang membedakannya hanyalah penggunaan dari segi istilah saja. Subuh merupakan sebutan di bulan-bulan lain sementara kata imsak banyak digunakan di bulan Ramadhan.

 

Lantas, Puasa Dimulai Saat Imsak atau Saat Subuh?

waktu puasa

Umumnya masyarakat Indonesia banyak yang menggunakan waktu imsak untuk memulai puasanya. Artinya ketika sudah tiba jam yang ditetapkan pada jadwal, mereka umumnya benar-benar menghentikan makan dan minum serta hal-hal lain yang membatalkan puasa. Hal ini tidaklah benar. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 187 yang artinya:

“Makan dan minumlah kamu hingga tampak jelas benang putih dari benang hitam yakni fajar.” 

Fajar yang dimaksud di sini adalah waktu salat subuh. Hal ini diperkuat dengan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari. Dari Ibnu Umar dan Aisyah Radhiyallahu ‘anha, bahwasannya suatu malam Bilal mengumandangkan adzan. Rasulullah lalu berkata, 

“Makan dan minumlah kalian sampai Ibnu Ummi Maktum beradzan. Dia tidak akan mengumandangkan adzan sampai terbit fajar.”

Menurut Imam An-Nawawi Rahimahullah, hadis tersebut menunjukkan bahwa umat Islam diperbolehkan untuk makan, minum bahkan berhubungan suami-istri serta hal-hal lain yang membatalkan puasa (namun tidak melanggar syariat) hingga terbit fajar.

Menurut Ustaz Adi Hidayat, imsak sebenarnya hanyalah nama lain dari puasa. Di dalam Al-Qur’an Allah menggunakan 3 kata untuk menyebutkan puasa yakni shiyam, shaum dan imsak. Jadi berdasarkan pengertiannya memang benar ketika waktu imsak tiba, kita harus menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa. Artinya waktu puasa memang dimulai saat imsak tiba.

Kesalahan yang dilakukan umat Islam di negara kita adalah meletakkan waktu imsak sebelum adzan subuh. Ini merupakan hal yang salah karena imsak itu sebenarnya sama dengan dikumandangkannya adzan subuh. Jadi jika kamu melihat sudah memasuki jadwal imsak namun adzan subuh belum berkumandang, masih diperbolehkan untuk melanjutkan sahur.

Agar ibadah puasamu semakin berkah, kamu bisa mengisi kekosongan sebelum waktu imsak dan setelah sahur dengan hal-hal yang bermanfaat. Salah satunya adalah berbagi rezeki dengan memberikan makan sahur bagi mereka yang membutuhkan. 


Kamu bisa menyempurnakan ibadah di bulan Ramadhan dengan cara berbagi kebaikan melalui Kitabisa. Sedekah dan zakat di Kitabisa dengan klik gambar di bawah inibanner_donasi_sedekah

Bagikan