Idul Adha identik dengan dua hal: ibadah haji dan qurban. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, hari raya ini malah dirayakan lebih meriah daripada Idul Fitri. Saat berkesempatan menunaikan rukun Islam kelima langsung ke Tanah Suci Mekkah menjadi momen berharga yang dinanti sepanjang hayat. Namun, mampu menyembelih hewan pun mendatangkan makna qurban yang sama berharganya.
Mari simak penjelasan mengenai apa arti mendalam dari qurban bagi mereka yang melaksanakan ibadah ini.
Pengertian Qurban
Berasal dari bahasa Arab, qariba – yaqrabu – qurban wa qurbanan wa qirbanan. Berarti dekat sehingga dimakani sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui tradisi penyembelihan hewan ternak seperti kambing, domba, sapi, dan unta.
Sementara, kata Idul Adha berakar dari kata udhhiyah, bentuk jamak dhahiyyah. Hal tersebut berhubungan dengan waktu penyembelihan qurban yang dilaksanakan saat dhuha atau setelah salat Idul Adha.
Sebagaimana diketahui, Allah Swt. telah menurunkan firman atas perintah berqurban. Jika salat Idul Adha menjadi ibadah fisik terutama saat momen ini, maka qurban merepresentasikan ibadah harta benda paling mulia. Dalil tersebut termaktub dalam Surat Al Kautsar berikut.
“Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu; dan berqurbanlah.” (QS Al Kautsar: 2)
Makna Qurban yang Mendalam
Bagi muslim yang mampu secara materi, sangat dianjurkan untuk menunaikan ibadah qurban. Itulah mengapa hukumnya sunah muakad atau sangat dianjurkan. Lebih lanjut, ada beberapa makna qurban yang perlu dihayati setiap muslim yang melaksanakannya.
-
Melambangkan ketakwaan
Selain salat dan berzakat, berqurban juga bernilai sama dalam upaya menunjukkan ketaatan kepada Allah SWT. Dua ayat berikut dalam Al Quran sudah menyatakan dengan jelas.
Dalam usaha mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta, pequrban harus berjuang, khususnya mengendalikan egoisme dan hawa nafsu. Hal itu dapat terlihat dari usaha menyisihkan sebagian rezeki untuk dibelikan hewan qurban satu tahun sekali.
-
Ungkapan Syukur kepada Sang Pencipta
Tidak ada yang kekal abadi di dunia ini, mulai dari kehidupan apalagi harta benda. Semua bersifat sementara dan merupakan titipan Allah. Maka, senantiasa bersyukur atas nikmat karunia yang dilimpahkan-Nya menjadi cara terbaik dalam membuat hidup lebih bermakna.
Salah satu cara bersyukur yang dicintai Allah adalah dengan berqurban. Percaya pada prinsip ini, berbagi tidak akan pernah mengurangi rezeki. Justru dengan berbagi rezeki dan kebahagiaan kepada sesama, seseorang tidak akan pernah merasa kekurangan apa pun. Semakin bersyukur, semakin bermurah hati, pasti semakin bahagia.
-
Berempati dengan Membantu Sesama
Bagi sebagian orang, menyantap daging tak selalu rutin dilakukan. Maka, menu daging di rumah bisa jadi sebuah kemewahan. Penyembelihan hewan qurban pun punya tujuan yang jelas, membantu sesama khususnya mereka yang kurang mampu. Jadi, daging itu akan disalurkan kepada mereka yang benar-benar berhak atasnya, seperti kaum dhuafa.
Melalui pembagian daging qurban, kebersamaan dan silaturahmi dengan sesama terbangun. Mereka yang berkecukupan akan membantu orang yang kurang beruntung. Tentu ini mampu meningkatkan persaudaraan antar sesama. Qurban membuat semua orang bisa merasakan lezatnya menyantap daging di rumah bersama keluarga, seperti diriwayatkan hadis Ali bin Abu Thalib.
Demikian makna qurban dari mereka yang telah berniat menunaikannya. Nilai qurban di atas perlu dimiliki siapa saja dengan tujuan kebaikan umat manusia sehingga bisa menumbuhkan solidaritas satu sama lain, tanpa mengenal latar belakang suku, agama, maupun ras. Pada akhirnya, berqurban bukan hanya mewakili hubungan manusia dengan Allah Swt. saja, tetapi juga menandai kebaikan seseorang terhadap sesama.
Kamu bisa berqurban dengan mudah melalui Kitabisa. Selain transparan dan sesuai syariat, harga hewan qurban di Kitabisa juga sangat terjangkau. Yuk, qurban sekarang bersama ribuan OrangBaik lainnya.