- Ventilator/respirator pertama kali ditemukan pada abad ke-20 ketika wabah polio sedang menjadi epidemik
- Alat ini tidak menyembuhkan suatu penyakit, hanya sekedar alat bantu pernapasan.
- Penggunaan ventilator hanya sementara. Pada kasus tertentu ada pasien yang harus memakai alat bantu napas ini seumur hidupnya.
Dalam artikel ini, kami akan membahas tidak hanya tentang pengertian apa itu ventilator. Kami juga akan membahas tentang jangka waktu penggunaan, jenis, prosedur, dan lainnya.
Apa itu Ventilator?
Ventilator merupakan sebuah alat bantu pernapasan atau pendukung pernapasan yang digunakan oleh seorang yang memiliki permasalahan pernapasan. Penggunaan ventilator sebagian besar di rumah sakit. Mulai dari penggunaan oleh pasien yang akan dioperasi atau dianastesi, perawatan dari penyakit paru-paru, dan gangguan pernapasan lain.
Fungsi Ventilator
Secara umum, alat ini memang menjadi salah satu alat untuk membantu pernapasan seseorang. Alat ini juga sering digunakan oleh seorang pasien ketika dirinya sedang operasi dan menggunakan anastesi. Meskipun seseorang yang dioperasi tidak memiliki masalah pernapasan, tapi ventilator digunakan untuk memantau pernapasannya.
Selain digunakan saat sedang operasi, ventilator tentu memiliki peran penting untuk membantu pernapasan seseorang ketika memilki gangguan penyakit pernapasan tertentu. Penyakit tersebut antara lain, Pneumonia, PPOK (chronic obstructive pulmonary disease), cedera tulang belakang/folio, cedera otak, dan overdosis obat.
Saat pernapasan terganggu, tentu seseorang akan merasa kurang nyaman bahkan kesulitan saat bernapas. Alat ini memang tidak akan menyembuhkan penyakit pernapasan, tapi setidaknya meringankan pernapasan seseorang. Alat ini akan dilepas ketika seseorang sudah bisa kembali bernapas dengan normal.
Jangka Waktu Penggunaan Alat Bantu Pernapasan
Alat ini umumnya dipakai dalam jangka waktu tertentu saja, seperti saat operasi atau kasus lainnya. Ketika pasien sudah kembali pulih dan dapat bernapas seperti sedia kala, maka alat bantu pernapasan tidak lagi diperlukan.
Kendati demikian, ada kalanya alat ini digunakan dalam jangka waktu yang lama hingga seumur hidup. Untuk kasus ini, biasanya pasien berada dalam keadaan koma atau memang tidak dapat lagi bernapas tanpa bantuan alat pernapasan.
Cara menggunakannya pun tetap harus sesuai dengan prosedur dan ketentuan dokter sebab pemakaian alat bantu yang sembarangan hanya akan menjadikan masalah kesehatan baru.
Baca juga:
Fungsi Ventilator Sebagai Mesin Penyelamat untuk Banyak Penyakit
Pemasangan Ventilator Mekanik untuk Mempertahankan Nyawa Pasien
Prosedur Penggunaan Alat Bantu Pernapasan
Pemasangan alat ini dilakukan dengan memasukkan tube ke dalam trakea. Dari tube inilah yang dijadikan sebagai jalan napas yang akan membawa oksigen menuju paru-paru melalui proses intubasi. Melalui proses tersebut, tube tersebut akan dimasukkan melalui hidung atau mulut menuju trakea.
Pemasangan tube yang dilakukan pada seseorang yang sakit, biasanya dibantu dengan obat agar tidak menimbulkan rasa nyeri atau sakit. Setelah terpasang, orang yang menggunakan ventilator tidak bisa makan seperti biasa, melainkan melalui intervena (infus) atau melalui feeding tube lewat hidung, dan melalui prosedur gastronomy.
Konsekuensi Penggunaan Alat yang Tidak Sesuai Prosedur
Setiap pasien memilihi kebutuhan yang berbeda terkait penggunaan alat bantu pernapasan. Tidak hanya soal waktu, penggunaan tekanan oksigen yang keliru juga akan membahayakan jiwa pasien. Beberapa risiko kesehatan yang akan terjadi apabila penggunaan ventilator tanpa menyesuaikan prosedur antara lain:
-
Kerusakan paru-paru
Tekanan oksigen yang terlalu tinggi hanya akan membebani paru-paru. Untuk itu, setiap pasien pasti memiliki ukuran tekanan respirator yang berbeda sesuai kondisi masing-masing.
-
Pneumothoraks
Gangguan ini merupakan kondisi di mana udara justru keluar dari paru-paru dan mengisi rongga yang ada di antara paru-paru dan dinding dada. Akibatnya, pasien akan mengalami sesak napas, nyeri pada dada, hingga kolaps.
-
Bekuan Darah
Pembekuan darah atau infeksi kulit yang cukup serius juga mungkin terjadi lantaran pemberian tekanan oksigen yang tidak semestinya melalui alat bantu pernapasan.
Mode Ventilator
Pada dasarnya, tidak ada perbedaan signifikan antara satu ventilator dan alat bantu pernapasan yang lain kecuali pada pengoperasiannya seperti berikut.
-
Control
Mode ini memunginkan pengaturan seluruhnya pada mesin dan cocok diimplementasikan pada pasien yang tidak dapat menunjukkan usahanya untuk menarik napas. Dengan demikian, pasien tetap dapat memperoleh oksigen tanpa mempedulikan usaha pasien tersebut untuk bernapas.
-
IMV
IMV (Intermitten Ventilation Mandatory) memberi bantuan pernapasan secara berkala sesuai kemampuannapas pasien. Pasien yang dapat bernapas tetapi belum dapat melakukannya dengan normal dapat dibantu dengan pengaturan mode ini.
-
ASB atau PS
Bila pasien sudah dapat bernapas dengan spontan, maka ventilator dalam mode ASB (Assisted Spontaneous Breathing) adalah yang paling tepat. Pasien akan bernapas sesuai dengan mode yang telah diatur dan kendali pernapasan ada pada pasien sendiri.
Baca juga:
Alat Ventilator dalam Pengobatan Infeksi Darah
Alat Ventilator untuk Bayi Gagal Napas Bertahan Hidup
Siklus Ventilator
-
Volume Cycled Ventilator
Prinsip dasar ventilator ini adalah mesin yang akan berhenti apabila telah mencapai volume yang ditentukan. Keunggulan dari mesin ini adalah volume tidal yang tetap konsisten meski terdapat perubahan complain pada paru pasien.
-
Pressure Cycled Ventilator
Siklus ini akan berhenti bekerja dan mengalami ekspirasi apabila telah mencapai tekanan yang ditentukan. Sebagai catatan, jenis ventilator ini tidak cocok digunakan untuk pasien yang memiliki status paru-paru tidak stabil.
-
Time Cycled Ventilator
Sedangkan siklus satu ini bekerja dengan prinsip waktu. Rasio normal untuk kecepatan ekspirasi dan isnpirasi adalah 2:1.
Mengingat ventilator menjadi alat bantu yang cukup penting pada seseorang, tidak banyak orang yang bisa langsung membayarnya ketika dibutuhkan. Hampir mirip dengan kasus Adam Fabumi yang terserang trisomi 13 dan ingin memiliki ventilator sendiri untuk di rumah.
Trisomi 13 merupakan penyakit genetika langka yang terjadi dalam pada 1 dari 16.000 bayi yang lahir. Penyakit ini membuat Adam memiliki banyak gangguan serius dalam tubuhnya. Mulai dari Dandy Syndrom, penyakit jantung bawaan, infeksi paru-paru, pembesaran ginjal, dan laringomalasia.
Mendengar Adam Fabumi terserang penyakit langka, seorang teman dari kedua orang tua Adam tergerak untuk melakukan penggalangan dana untuk membantu biaya pengobatan dan membeli alat bantu pernapasan lewat Kitabisa.com. Dana yang terkumpul melebihi target dan sudah digunakan untuk membeli ventilator.
Namun, Tuhan punya jalan lain untuk Adam Fabumi. Terinspirasi dari semangat Adam Fabumi, keluarga membentuk Adam Fabumi Foundation untuk membantu bayi dan balita yang terlahir dengan kondisi spesial dan membutuhkan dukungan.
Nah, itulah beberapa penjelasan singkat tentang ventilator. Semoga bermanfaat.
Bantu mereka yang membutuhkan bantuan biaya pengobatan dengan cara donasi di Kitabisa. Caranya, klik gambar di bawah ini!