Penyakit sejenis tumor jinak ini terbentuk di meninges, yakni selaput pelindung otak dan tulang belakang. Artinya, tumor ini bisa tumbuh di tulang belakang atau otak. Perkembangan tumor jinak tersebut tergolong sangat lambat, malah kadang gejala penyakitnya tidak muncul setelah bertahun-tahun.
Beberapa kasus mengungkapkan, tumor jinak di meninges ini turut berdampak pada jaringan otak, pembuluh darah, dan saraf, sehingga dapat menyebabkan risiko cacat yang berakibat fatal. Namun, sampai saat ini para ahli belum bisa memastikan penyebab bersarangnya tumor jinak di meninges.
Meskipun demikian, empat faktor berikut dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit meningioma. Pertama, kebanyakan pengidap penyakit ini mengalami obesitas, tetapi keterkaitan keduanya masih perlu diteliti kembali. Kedua, seseorang yang pernah menjalani radioterapi di bagian kepala juga berisiko mengidap tumor jinak ini.
Ketiga, wanita lebih rentan memiliki tumor jinak di selaput pelindung otak atau tulang belakang daripada pria. Para peneliti menduga hal ini berhubungan dengan beberapa hormon dalam tubuh wanita. Terakhir, penderita neurofibromatosis tipe 2 juga berisiko terkena penyakit ini akibat adanya kelainan genetik yang berefek pada pertumbuhan tumor di berbagai jaringan saraf.
Gejala yang Sering Muncul dan Diagnosis
Perlu kamu tahu, gejala yang sering muncul pada penderita penyakit ini tidak serta merta muncul begitu saja. Pada sebagian orang, awalnya gejala ini tidak terlihat, tetapi ada juga yang muncul bertahap. Hal ini membuat perkembangan penyakit meningioma termasuk lambat dan agak sulit dideteksi sejak dini.
Apalagi, gejala yang sering muncul tampak umum dan “ringan”, seolah dapat sembuh dalam waktu singkat. Beberapa gejala yang kerap dialami penderita tumor jinak ini antara lain:
- Tinnitus, atau sensasi telinga berdenging pada salah satu atau kedua telinga
- Sakit kepala yang jika didiamkan semakin lama semakin memburuk
- Gangguan indra penciuman
- Mual dan muntah
- Pandangan kabur
- Gangguan dalam bicara
- Gangguan ingatan
- Pendengaran perlahan menghilang
- Kelemahan beberapa anggota tubuh
- Kejang
- Perubahan perilaku
Untuk mendiagnosis penyakit ini, umumnya dokter akan meminta pasien melakukan MRI atau prosedur pencitraan otak dengan CT Scan. Hal ini perlu guna mengetahui di mana letak tumor dan seberapa besar ukurannya. Sementara, untuk mengetahui apakah tumor tersebut jinak atau ganas, dokter bedah saraf melakukan tindakan biopsi, yaitu pengambilan sebagian atau seluruh tumor guna dianalisis.
Pengobatan yang Bisa Dilakukan
Hasil diagnosis di atas akan membantu dokter melakukan penanganan seperti apa yang tepat untuk penyakit meningioma. Beberapa opsi tindakan yang umum diambil dokter adalah pembedahan dengan dua kondisi, yaitu:
- Membuang tumor secara keseluruhan
- Membuang sebagian tumor jika tumor itu tumbuh di dekat struktur tipis pada tulang belakang atau otak.
Kemudian dokter akan menyarankan pasien menjalani prosedur tertentu yang bergantung pada hasil pembedahan sebelumnya. Sebagian pasien cukup menjalani pemeriksaan rutin jika tidak ditemukan sisa tumor. Pada beberapa kasus pasien dengan sisa tumor jinak atau ganas, tindakan radioterapi perlu dilakukan.
Ketika pembedahan dan radioterapi tidak berhasil membuat kondisi pasien membaik, maka kemoterapi bisa dilakukan. Pilihan lainnya, terapi pengurangan hormon estrogen bisa dilakukan karena hormon ini berpotensi mendorong pertumbuhan tumor.
Pada kasus tertentu, prosedur embolisasi endovaskular bisa diterapkan sebagai upaya penghentian aliran darah ke tumor untuk menyusutkan ukurannya. Dokter akan memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah yang terhubung langsung dengan tumor. Kemudian, lilitan dibuat guna menghalangi darah mengalir ke tumor.
Namun, kamu juga harus tahu bahwa pembedahan berisiko infeksi dan pendarahan. Proses pengobatan lainnya, termasuk radioterapi dan kemoterapi, juga bisa memunculkan komplikasi dan gangguan kesehatan lain, seperti gangguan penglihatan, sulit berkonsentrasi, hilang ingatan, kejang, dan perubahan kepribadian.
Kamu bisa bantu mereka yang membutuhkan bantuan biaya pengobatan dengan cara berdonasi di Kitabisa. Untuk berdonasi, klik gambar di bawah ini!