Hari Kesehatan Mental Dunia, Pijarkan Kesehatan Masyarakat

10 Oktober menjadi Hari Kesehatan Mental Sedunia atau World Mental Health Day. Tahun ini, Hari Kesehatan Mental berfokus pada pencegahan bunuh diri. Menurut data yang dilansir dari World Health Organization (WHO), satu orang meninggal akibat bunuh diri setiap 40 detik. 

 

Apa yang Dimaksud Kesehatan Mental?

kesehatan mental adalah

Kesehatan mental merupakan kondisi seseorang yang berhubungan dengan penyesuaian diri ketika menemui masalah. Kondisi kesehatan mental yang baik menandakan bahwa batin seseorang sedang merasakan ketentraman dan ketenangan. Kesehatan mental dapat berpengaruh pada kehidupan sehari-hari. Tidak hanya hubungan seseorang dengan orang lain, tetapi juga masalah dalam diri sendiri seperti menurunnya produktivitas kerja. 

 

Jenis Masalah Kesehatan Mental

masalah kesehatan mental

Dilansir dari Kementerian Kesehatan, ada 3 jenis kondisi yang paling umum terjadi terkait dengan masalah kesehatan seseorang. 

  1. Stress

    Kondisi stress terjadi saat seseorang mendapatkan tekanan yang sangat berat, baik secara emosi maupun mental. Gejala yang ditunjukkan oleh seseorang yang mengalami stress berbeda-beda, tergantung pada penyebab dan cara menyikapinya. Beberapa gejala tersebut antara lain sering gelisah, rendah diri, sulit untuk menenangkan diri, sering merasa pusing dan lemas, pesimis, dan memiliki pandangan yang negatif.

  2. Gangguan Kecemasan

    Seseorang dengan gangguan kecemasan memiliki kondisi psikologis yang tidak stabil. Ia mengalami rasa cemas berlebihan secara konstan dan sulit dikendalikan, sehingga berdampak buruk pada kehidupan sehari-hari. Kondisi ini membuat seseorang kekurangan rasa percaya diri, mudah marah, sulit berkonsentrasi, dan penyendiri. Gejala yang ditunjukkan oleh mereka yang mengalami gangguan kecemasan antara lain sulit tidur, badan gemetar, mengeluarkan keringat berlebihan, sesak napas, pusing, mudah lelah, mulut terasa kering, dan sakit perut atau kepala.

  3. Depresi

    Berbeda dengan stress, depresi merupakan kondisi dimana seseorang terus menerus mengalami kesedihan atau suasana hati yang tidak menentu. Tidak hanya mempengaruhi perasaan, depresi juga menyebabkan masalah fisik, mengubah cara berpikir, serta mengubah cara perilakunya. Selain merasa sedih berlarut-larut, seseorang yang mengalami depresi dapat kehilangan motivasi, merasa bersalah dan khawatir berlebihan, kehilangan rasa percaya diri, dan berpikiran untuk menyakiti diri sendiri.

Melihat jenis masalah kesehatan mental di atas, tentunya kita perlu menjaga pola atau gaya hidup yang sehat. Jika tidak segera diatasi, masalah kesehatan mental dapat semakin parah, bahkan hingga menyebabkan kematian. Banyak dari penderita gangguan kesehatan mental yang kemudian bunuh diri karena tidak tahan dengan kondisi yang menekannya. Oleh karena itu, Hari Kesehatan Mental Dunia tahun ini mengangkat tema pencegahan bunuh diri.

Baca juga:
Jenis-jenis Penyakit Pencernaan yang Umum Ditemukan
6 Penyakit Autoimun yang Menyerang Tubuh

 

40 Seconds of Action pada Hari Kesehatan Mental 2019

hari kesehatan mental dunia

Pada 10 Oktober 2019, WHO mengajak kita bersama-sama untuk melakukan gerakan 40 seconds of action”. “40 seconds of action” ini diharapkan dapat membantu:

  1. Meningkatkan kesadaran akan kasus bunuh diri sebagai masalah kesehatan umum.
  2. Memberikan pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencegah bunuh diri
  3. Mengurangi stigma tentang bunuh diri
  4. Memberikan kekuatan pada mereka yang sedang berjuang dengan gangguan kesehatan mental bahwa mereka tidak sendirian

Kampanye “40 seconds of action” didasarkan pada fakta adanya 1 orang yang meninggal bunuh diri akibat gangguan kesehatan setiap 40 detik. Mengakhiri hidup dengan bunuh diri dapat terjadi pada siapapun, tanpa melihat usia atau latar belakang sosial. Kejadian ini dapat menyerang seluruh negara, dengan kasus paling banyak ditemukan pada orang dewasa usia 15-29 tahun.

 

Bekerjasama untuk Mencegah Kasus Bunuh Diri

layanan psikologi

Beberapa aksi nyata bisa kita lakukan untuk meningkatkan perhatian dan pencegahan kasus bunuh diri akibat gangguan kesehatan mental. 

  1. Mulai pembicaraan dengan seseorang yang mengalami gangguan mental selama 40 detik
  2. Sediakan waktu 40 detik untuk berbicara tentang kondisi kita kepada orang yang kita percaya
  3. Jika mengetahui seseorang yang baru saja kehilangan orang tersayang, sediakan waktu 40 detik untuk memulai pembicaraan dan bagaimana kondisi mereka
  4. Lakukan pembicaraan sesuai dengan profesi kita masing-masing. Berikan waktu 40 detik untuk menyemangati, mendukung, memberi saran, atau mendengarkan hal yang disampaikan oleh orang di lingkungan kerja. 
Baca juga:
Ciri-ciri Anak Autis, Orangtua Wajib Tahu
Sindrom Down pada Bayi dan Cara Tepat Pencegahannya

 

Pijarkan Kesehatan Mental

pijar psikologi

Perlu diingat bahwa setiap orang memiliki kesempatan dan kemampuan untuk mencegah terjadinya bunuh diri akibat kesehatan mental yang ada. Banyak masyarakat Indonesia yang mulai peduli dengan kesehatan mental. Tetapi, masih ada beberapa stigma serta penanganan yang perlu diluruskan. Kepedulian akan kesehatan mental mendorong banyaknya lembaga-lembaga sosial yang memberikan layanan psikologi secara gratis, salah satunya Pijar Psikologi.

Pijar Psikologi adalah media informasi dan konsultasi psikologi gratis yang telah berdiri sejak 2015. Sebagai media kesehatan mental digital di Indonesia, Pijar Psikologi berusaha untuk memberikan informasi yang kredibel dan mudah dipahami masyarakat. Visinya adalah untuk menghapus stigma negatif mengenai gangguan kesehatan mental, mulai dari depresi, gangguan kecemasan, bipolar, panic disorder, skizofrenia, dan lainnya. Pijar Psikologi juga menyediakan konsultasi gratis bagi masyarakat Indonesia.


Bersama Kitabisa, kamu dapat tunjukkan kepedulian untuk kesehatan mental dengan ikut mendukung program Pijar Psikologi memberikan layanan konsultasi gratis. Berikan dukungan dengan donasi di Kitabisa, caranya klik gambar di bawah ini.

pijar psikologi kitabisa